Penulis: Chandra Wahyudi
Terbit: April 2012
Tebal buku : 354 halaman
Harga: Rp. 64.800,00
Sebuah perusahaan manufaktur komponen mesin dan elektronik merekrut
sembilan sarjana baru sebagai kader. Oleh para senior mereka dijuluki
‘Anak-Anak Angin’. Julukan bernada ejekan itu ditujukan untuk anak-anak
fresh graduate yang ‘belum apa-apa’. Empat diantaranya lalu bersahabat
akrab. Iwang, lelaki tampan menawan tapi mudah emosi. We yang lugu namun
banyak beruntung. Triplex, pria kurus tipis yang sering tertimpa sial
tapi selalu tabah dan sabar. Dan Agyo, yang berpembawaan tenang tapi
memiliki kemauan keras luar biasa.
Novel ini menceritakan tentang empat sekawan yang bekerja di PT. Chisaki Industries Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur komponen control elektronik yang dipakai kendaraan kendaraan dan mesin industri. Seperti yang sudah disebutkan di sampul belakang buku, mereka dijuluki sebagai anak anak angin. Julukan bernada ejekan yang dilontarkan oleh para senior mereka tersebut muncul karena mereka merupakan fresh graduate yang identik dengan belum tahu apa apa. Karyawan baru minim pengalaman yang masih berstatus kontrak. Tak ubahnya seperti angin, lalu lalang, terasa keberadaannya tapi seolah tak tampak perannya. Selain itu, mental dan daya tahan karyawan seperti mereka kebanyakan seperti orang mudah masuk angin. Tidak tahan banting. Meskipun sebenarnya dari sebagian mereka bisa jadi akan berubah menjadi orang yang luar biasa.
Perjuangan empat sekawan sejak melamar pekerjaan sampai menjadi orang sukses dengan bumbu-bumbu kisah asmara mereka ada disini. Baca sendiri ya kalau mau tahu ceritanya hehe.
Melalui novel ini, pembaca akan lebih sadar bahwa tantangan
di dunia kerja itu tidak main main. Orang
orang kantor sangat bermacam-macam watak dan pribadinya. Mulai dari yang hebat
dan menyenangkan sampai setan berwujud manusia pun ada. Terkadang kita dipaksa
memilih mengikuti sistem tetapi bertolak dengan hati nurani, atau mencoba
menyelamatkan sistem yang tidak benar tersebut meskipun membahayakan diri
sendiri. Gambaran konflik konflik yang terjadi di dunia kerja diceritakan
secara gamblang dan menarik oleh penulis tanpa adanya kesan hiperbola *eh sedikit
hiperbola sih, namanya juga novel haha.
Meskipun ada beberapa bagian yang agak membosankan, tetapi novel ini recommended untuk dibaca. Ada quote dari novel ini yang diucapkan oleh seorang senior “Setinggi
apapun ilmumu, jangan pernah sombong dan jika kita sedang dalam persaingan
jangan pernah berdoa ‘Semoga dia gagal’ tapi berdoalah ‘Semoga saya berhasil’.
Dengan begitu, kita akan lebih fokus berusaha, jangan biarkan fokus kita adalah
mengurusi orang lain dan selalu iri dengan keberhasilan orang lain.”
Salah satu kalimat yang saya sukai dari novel ini adalah
kata kata Pak Handoyo, orang yang ditugaskan untuk membimbing anak anak angin. “Suatu saat kalian akan masuk ke dalam
pekerjaan manajerial. Tapi itu nanti. Mungkin empat atau lima tahun lagi. Saat
ini adalah kesempatan kalian bekerja profesional sesuai ilmu masing masing.
Indonesia tak akan maju kalau mengandalkan bapak bapak politikus atau tuan tuan
yang duduk di pemerintahan itu. Kalianlah ujung tombak perubahan itu.”
Ada juga quote lain yang menggelitik hati saya “Insinyur sejati selalu siap memecahkan
masalah. Hari tanpa masalah selalu terasa lama, jenuh, dan membosankan”. Sebagai
mahasiswa engineering, saya merasa..................
Sekian.
No comments:
Post a Comment