Thursday 26 June 2014

MOVE ON!

Alhamdulillah. UAS berakhir sudah. Sebelum menjadi masa lalu yang biarlah berlalu, saya mau cerita dulu.
Pernah nggak kalian dikecewain orang lain? Pasti rasanya kesel kan ya. Tapi kali ini, saya dibuat kecewa sama diri sendiri. Rasanya lebih dari 'kesel' malah. Kalau dikecewain orang lain kita masih bisa cerita sama temen terus dihibur, bisa berusaha menghibur diri dengan mengalihkan perhatian ke hal lain. Beda kalau kecewa sama diri sendiri, nggak tau harus gimana.
Saya kecewa sama diri sendiri yang sulit sekali menjadi rajin, kecewa sama diri sendiri yang mudah sekali mengambil keputusan, sok-sok an ikut kegiatan ini-itu tanpa mempertimbangkan kapasitas diri sendiri, kecewa sama diri sendiri yang masih sulit sekali untuk berubah, durasi tidur masih banyak dan masih sering ngerepotin orang lain. 
Sedih saat ada sms masuk dari orang tua yang menanyakan "Gimana tadi UASnya"?
Pengen banget bales "ngapain tanya-tanya, tolong jangan ungkit masa lalu". Hahahaha yakali.
Maaf ya UAS, mungkin kemaren-kemaren mikirnya lebih berat ke yang lain makanya lebih fokus sama urusan yang lain. Mikirnya sih karena uas menyangkut diri sendiri, bukan tentang orang lain. Tapi baru sadar kalau itu salah banget. UAS itu tentang orang tua. Tentang segala pengorbanan mereka, tentang harapan mereka, tentang kepercayaan mereka yang seharusnya jangan pernah disia-siakan. 
Seberapapun pentingnya soft skill, tapi IP juga penting. Dan yang perlu disadari IP itu bukan hanya fungsi kecerdasan. Kalau misalnya ini adalah ATK2 dan sedang belajar analisis dimensi maka dalam analisis dimensi nih ya, IP=f(kecerdasan, kerja keras, kesehatan, keprofesionalitasan, mental, manajemen waktu, fokus, doa). 
Alasan pemilihan kuantita diatas adalah:
Kecerdasan: nggak usah ditanya sih ya kalau yang ini, nggak usah iri juga sama yang lain. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kerja keras: kata pepatah, usaha tidak akan menghianati, makanya kerja keras itu penting.
Kesehatan: ini juga faktor, kalau lagi nggak enak badan belajar hawanya cuma pengen tidur, waktu ngerjain soal fokus berkurang karena terganggu sama sakitnya, misalnya sibuk berkutat dengan tisu -kalau flu- , kemampuan otak jadi sedikit berkurang. Duh nggak enak banget pokoknya. Jadi, jaga kesehatan itu mutlak perlu
Keprofesionalitasan: Contoh simpelnya, seberapa banyak masalah yang kita hadapi, saat uas ya fokus mikirin uas. Profesional, dalam keadaan apapun ya harus bisa belajar kalau emang waktunya belajar. Sulit? Belum terbiasa saja.
Mental: Seberapa siap pun kita, kalau mental nggak bagus ya sulit untuk berhasil. Misal nih ya, soal seabrek waktunya cuma berapa menit doang. Nah kalau langsung panik, terus tergesa-gesa ngerjain, eh udah selesai ngerjain baru sadar kalau ada yang salah. Contoh lain, waktu ujian kamu telat. Yaudah tetep stay cool aja jangan panik, ntar tambah ancur aja ujiannya. Lagi, misalnya soalnya susah banget terus langsung down frustasi pengen pulang. Ya jangan gitu, harusnya tetep stay cool, tetep berusaha mengarang sebagus bagusnya syukur-syukur tulisan dirapikan dengan sangat siapa tau berpengaruh dan jangan lupa berdoa biar beruntung.
Manajemen waktu: saya selalu kagum dengan orang yang sangat pandai membagi waktu. Sama-sama dikasih 24 jam tapi efektivitasnya bisa sangat jauh beda antara satu orang dengan yang lainnya. Latihan manajemen waktu salah satunya dengan ikut organisasi. Saat UAS bukan tidak mungkin kegiatan masih jalan, kepanitiaan masih jalan, rapat masih jalan, dan sejenisnya. Kita tidak bisa lari dari kenyataan itu dengan alasan mau fokus UAS. Konsekuensinya ya kita tetep harus tanggung jawab sama hal itu, tapi juga harus tanggung jawab sama UASnya, nggak boleh gampang capek, gampang ngeluh, harus tetap mengalokasikan waktu untuk belajar dan mengorbankan waktu untuk senang-senang. 
Fokus: kalau sedang belajar ya fokus belajar jangan gampang teralihkan ke yang lain. Biar belajarnya nggak sia-sia. Kalau lagi yang lain ya fokus menikmati yang lain jangan mikirin belajar. Biar ada gunanya.
Doa: Faktor yang menentukan juga nih, apalagi minta doa orang tua. Tapi jangan cuma mengandalkan doa dan keberuntungan juga. Realistis lah. Apalagi kuliah udah nggak kayak dulu waktu SMA, soal pilihan ganda, ngawur bisa beruntung. Atau dulu SNMPTN, milih dengan menghitung kancing baju sambil berdoa, alhamdulillah Allah masih mau nolong. Sekarang, kalau ujian nggak belajar ya keliatan banget bego-nya. Haha
Nyesel ya variable-variable tersebut nggak bisa di dilakukan dengan maksimal? bagus, setidaknya masih menyesal, belum masa bodoh. 
Yaudahlah sekian. Yuk move on ke liburaaaaaaaan. Setengah liburan masih di Jogja tetap harus dinikmati. Meskipun liburan jangan lupa nabung semangat buat semester 5. Buat anak selusin, jangan lupa juga waktu liburan mikirin mau ambil minat apa. Meskipun nggak minat ya tetep aja harus memilih wkwk diminat-minatin aja deh. 
Sekian untuk postingan yang menyedihkan ini.