Tuesday 1 October 2013

Jalan Jalan ke Nglanggeran

          Sabtu pagi. Saya dan kawan kawan CT akademik merelakan bangun pagi dan mandi pagi pagi demi jalan jalan ke Bukit Nglanggeran.  Jam 6 WIM (Waktu Indonesia Molor) atau tepatnya jam setengah tujuh lebih beberapa menit kami sudah bersiap di tugu teknik untuk berangkat dengan membawa bekal yang apa adanya banget. Tas yang juga apa adanya, tidak sebagaimana layaknya orang mendaki.
          Bukit tersebut terletak di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, berhabitat di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk dengan jarak tempuh 22 km dari kota Wonosari. Medan menuju kesana mudah dilalui karena jalannya sudah beraspal, hanya harus berhati-hati saja dengan beberapa tikungan mesra yang ada seperti layaknya jalan menuju bukit. Kami berangkat kesana melalui jalan Jogja-Wonosari. Rutenya adalah lurus saja ke arah Wonosari kemudian ada pertigaan belok ke kiri. Beberapa saat kemudian kita akan sampai di bukit bintang. Dari situ masih naik sampai menemui Polsek Patuk dan GCD FM, melewati tanjakan, kemudian belok kiri arah ke Stasiun Relay Indosiar Desa Ngoro-oro. Nanti ada petunjuk arah dengan tulisan Nglanggeran. Ikuti saja jalan sampai Puskesmas Patuk II atau biasa disebut Puskesmas Tawang kemudian belok kanan. Ikuti jalan dan sampailah di Desa Nglanggeran dimana Bukit Nglanggeran a.k.a Gunung Api Purba berada. Bentuknya berupa bongkahan batu raksasa. Batu batuannya menjulang tinggi. Konon gunung purba ini aktif jutaan tahun yang lalu. Mungkin karena itu sehingga dinamakan gunung api purba. Tiket masuk seharga lima ribu rupiah per kepala.
          Sampai disana setelah saya amati benar benar baru ngeh kalau ternyata saya pernah mendaki disana -__- Tidak masalah sebenarnya, bersama orang yang beda, kesannya pasti juga beda, hehe. Dan benar saja. Pendakian kali ini lebih asik dan tidak terasa capeknya. Efek ber-narsis ria mungkin. Baru berapa langkah jalan, foto. Melangkah lagi, foto lagi, hahaha. 
Dan inilah sebagian dari 'ribuan' foto kami.
Kayak gini nih pemandangan di bawah sebelum kita mendaki. Tingginya sekitar sekian koma sekian meter *nggak sempet ngukur
mendadak seperti kurcaci
Ini nih fasilitas yang disediakan disana. kita nggak cuma bisa mendaki aja lho *kecuali uang mepet haha
fasilitas gunung api purba
Jalannya emang ngetrack tapi santai aja, udah dikasih fasilitas tali-baik-hati kok

Belom nyampe puncak aja udah bagus pemandangannya
Tempat buat istirahat nih. Di sebelahnya pemandangannya juga kece

Lorong sempit di tengah tengah perjalanan. Ati ati buat yang big size miring yak jalannya haha bercandaaa

Akhirnya nyampe puncak. Lupa namanya puncak apa, hehe
Gora, Aeny, Lala, Aku
Narsis dulu sebelum nongki nongki di puncak
tangga menuju puncak
Ini adalah puncak berikutnya. Puncak yang paling puncak. Puncak Gunung Gedhe namanya.


pemandangan dilihat dari puncak
Anginnya sepoi sepoi banget waktu di puncak. Asik lah buat nongkrong sambil makan cemilan, ngobrol ngalor ngidul, curhat ini-itu. Oh iya buat para galauers, angin disini cukup membantu lho buat nerbangin rasa galaumu ke daratan di bawah sana haha  cc: sosok di foto berkaos motif garis biru-merah-abu-putih *ups
Kerasan banget lah pokoknya di puncak. Nyanyi nyanyi bareng. Saking asiknya, sampe lupa buat malu gegara suaranya fals haha
Yang pasti asik banget, kalau nggak ada kesibukan lain mungkin kita nggak pulang.
Setelah puas di puncak, kita pun turun. Turunnya terasa lebih cepat. Namanya juga turun, nggak terlalu butuh tenaga ekstra sih, jadi nggak kebanyakan istirahat. Nggak kebanyakan narsis juga, udah bosen. Bukan kita-nya yang bosen, tapi kameranya (red: lowbatt).
Oh iya, tips saat mau naik bukit adalah jangan lupa kuku dipotong dulu. Kuku tangan yang panjang itu bikin nggak nyaman, jadi galau kalau mau pegangan something nggak higienis semacam batu, pohon, tanah, dkk. Kuku kaki yang panjang juga nggak baik soalnya jadi sakit kalau pas turun, terus terusan terantuk sepatu *kalau pakai sandal bukit eh sandal gunung sih amaaan
Sebelum pulang, kami menyempatkan untuk foto foto (lagi)
peta jalur pendakian gunung api purba
wisata gunung api purba
Sekian. Jangan lupa buat yang baca ini menyempatkan diri kesana ya. Bukit ini cocok buat pendaki pemula, karena tingginya nggak terlalu tinggi, kira kira 1.5 jam perjalanan udah bisa sampai puncak. Medannya juga tidak terlalu sulit. Pemandangannya juga bagus. Recommended lah. Insyaallah jadi ketagihan mendaki, hehe

Sunday 29 September 2013

KSK #PPSMB Teknik UGM 2013

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti kepanitian PPSMB Teknik UGM 2013 (Ospek Fakultas Teknik UGM). Untuk yang tahun ini namanya Prajurit. Singkatannya saya lupa. Yang nggak saya lupa, ada lho yang mengira itu semacam pelatihan militer #efek sebuah nama *dasar maba aneh* . Ketua SCnya kali ini adalah Mas Ara. Meskipun kesannya muka sangar tapi ikat rambutnya warna pink, haha. 
Saat pengumuman ada oprec ppsmb, saya langsung daftar tanpa ragu. Buat ngisi liburan sih, daripada jadi pengangguran di rumah atau jadi anak maen mulu kan ngabis-abisin duit. Saya sebenernya pengen jadi pemandu, tapi ya tau diri aja sih, nanti cetakan mabanya jadi nggak bagus kan bahaya haha. Jadi akhirnya saya memutuskan mendaftar KSK dan diterima. KSK itu singkatan versi alaynya adalah Keren Sekali Kakak, haha. Nah kalau singkatan normalnya KSK itu Kesekretariatan.
Tugas kita adalah mayoritas mengurus sesuatu yang bisa dibilang berhubungan dengan data. Banyak yang bilang ribet, padahal sebenernya ya emang agak ribet sih, tapi asik kok, bisa ngepoin maba haha.
Apa saja sih tugasnya?
- Nge-data maba
disini kita tugasnya ngepo-in maba, bermodal pengumuman di koran yang berisi nama nama maba kemudian kita cari namanya di socmed dan kita masukin ke group untuk diberi info-info penting yang berhubungan dengan PPSMB.
- Buat Guide Book
guide book itu istilah lainnya buku panduan maba yang isinya antara lain ada profil profil KM/HM jurusan, bso, bem, sejarah teknik, susunan acara PPSMB, dkk. Intinya sih pengenalan fakultas teknik.
- Buat Sertifikat
kerja ksk memang bukan hanya di awal acara atau hari H acara, tetapi juga sesudah acara, yaitu bikin sertifikat bagi maba yang sudah lulus PPSMB dan bagi panitia yang juga sudah lulusPPSMB (?).
- Nge-data barang sitaan
barang barang yang dibawa maba -yang sebenarnya tidak boleh dibawa- akan disita. Tentu saja harus didata kan? Biar tidak keliru. Selanjutnya bagi maba yang membawa barang tersebut akan diberi poin pelanggaran.
- Mencatat pelanggaran yang dilakukan maba
data pelanggaran selanjutnya akan diberi poin pelanggaran juga untuk pertimbangan lulus atau tidaknya maba.
- Mengurus registrasi ulang
untuk yang satu ini, kita nggak kerja sendirian, ada sekbend, propin, logistik, dan yang lainnya. KSK mengurus di bagian formulir pendaftaran sama jaga meja registrasi.
- Mengoreksi tugas Gamada
3 macam tugas individu dari 1000-an gamada dikoreksi tim ksk yg hanya ber-11. Tugas kelompoknya juga. Sebenernya ada enaknya sih, bisa kepo-kepo gitu, ada yang nulis tugasnya niat banget dan isinya bagus dan bermutu, ada yang asal-asalan dan isinya ngaco banget bikin gatel buat ngasih komentar, dll.  Meskipun asik, lama lama bosan juga kalo kebanyakan hehe
- Mengurus absen
absensi panitia maupun maba.
Dan masih ada lagi tugas remeh temeh lainnya yang tidak boleh diremehkan hehe
Koor KSK tahun ini namanya mbak Fina. Orangnya asik. Santai tapi klakon . Melalui oprec lahirlah anak anak mbak Fina yang berjumlah 10 orang termasuk saya. Ada mbak Ira. Anak geodesi, orangnya baik, kelakuannya mirip sama temenku, calon penulis juga sepertinya kayak temenku, sama sama orang Solo pula, aku jadi curiga, jgn-jgn mereka.... Ada mbak Ema dari industri. Kalau ngomongin mbak Ema langsung keinget printer, haha maklumlah dia kan pembawa printer setia-nya KSK. Ada mas Yoga. Anak elektro, sebut saja orang ter-geje dan ter-alay di lingkungan KSK, meskipun begitu keberadaannya sangat dibutuhkan mbak Fina pada khususnya dan anggota lain pada umumnya. Ada mas Rendy. Sesama pejuang tekkim seperti saya, mantan KSK tahun lalu yang sudah berpengalaman haha. Ada Harfan. Pejuang tekkim juga, berangkatnya biasanya paling on time *pas banget dikasih tugas jadi pembawa absen haha, orangnya rapi cocok kalau jadi KSK, nyimpen kertas penting ya di map, nggak asal di plastik, pulpen warna lengkap, cewek aja pada kalah saing haha. Ada Galuh dari industri yang sukanya cerita absurd. Ada Okta dari sipil, si blibers yang agak alay, yang sampai sekarang masih membuat saya heran, kok bisa sih suka sama Biber? Selain itu dia juga addicted to 'mas mas korea' -__-. Galuh dan Okta itu teman sehati saya, di lingkungan ksk kita dikenal dengan nama Trio Kwek Kwek -__-. Oh iya ada juga Habib. Anak fistek yang suka promosi Marching Band ke maba di sela sela kerjaannya *saya yang bukan maba pun terbius iklannya*. Ada Ihsan. Anak sipil, si tanpa ekspresi yang sok cool meskipun lama lama ketauan juga aslinya haha.
tim ksk incomplete
galuh, okta, aku
Sekian cerita dari saya. Buat yang baca ini, jangan lupa kalau ada oprec panitia ospek daftar KSK yaa, dijamin seru deh! 
Sekian.
Sampai jumpa di posting selanjutnya..


Sunday 8 September 2013

Welcome Semester Tiga!

Semester tiga sudah dimulai. Saatnya menata kembali semangat. Move on dari semester dua. Sebelum baca postingan ini, disunahkan baca postingan saya sebelumnya dulu Renungan Pasca UAS. Kalau udah merenung biasanya akan lebih mudah untuk menata semangat haha
Oke basa basinya udah. Jadi, salah satu pelajaran yang dapat diambil selama saya hidup di Teknik Kimia adalah harus terbiasa 'biasa saja' kalau tidak bisa mengerjakan soal UAS. Terbiasa untuk tidak mudah down kalau nilai tidak memuaskan. Dan harus mempunyai ketahanan yang baik terhadap apa yang ada di portal akademik wkwk. Intinya, jangan sampai masih semester selanjutnya kemungkinan besar jauh lebih "menantang" kalau tidak boleh dikatakan susah. sudah stres. Mengapa? karena Teknik Kimia itu susah. Dan setelah menjalani satu tahun di teknik kimia saya semakin yakin bahwa teknik kimia itu lebih condong ke hibridisasi antara fisika dan matematika, dengan sedikit bumbu kimia didalamnya, bukan sebaliknya seperti yang kebanyakan orang bayangkan. Contohnya adalah bayangan saya sendiri. Saya dulu tidak terlalu mengerti apa itu Teknik Kimia secara detail ketika dulu memutuskan untuk memilih jurusan ini. Bahkan saya baru tahu setelah menjalani kuliah bahwa tugas akhirnya adalah "MERANCANG PABRIK".
Kalo 'sesuai jalur', lulusan teknik kimia bakalan kerja di industri kimia. Kemungkinan besar ya di bagian proses, makanya anak Teknik Kimia sering disebut dengan calon insinyur proses. Nggak sebatas itu aja sih, teknik kimia itu luas kok. Nah mungkin karena terlalu luas jadinya bingung juga mau kemana setelah lulus.
Tapi, apapun yang susah, kalau sudah passionnya disitu, sudah cinta, perjuangan akan selalu terasa indah, apalagi perjuangannya Pak Budi dan Bu Wi #abaikan kalo nggak mudeng cuma anak TK UGM yg ngerti haha. Kalau belom merasa passionnya disitu ya berusaha lah untuk mencintai apa yang sudah menjadi pilihan kita. 
Nah, malah ngelantur kemana mana. Nggak sesuai judulnya. Balik ke topik sebenarnya deh.  Untuk semester tiga, saya bakalan ketemu sama mata kuliah dibawah ini. Semoga bisa bersahabat :))
1. Analisis dengan Instrumen dalam Teknik Kimia
Ini materi isinya tentang teori dasar, cara kerja, dan manfaat alat-alat analisis kimia. Gosipnya dosennya selalu sukses bikin ngantuk... 
2. Praktikum Analisis dan Bahan
Ini praktikum pertama di tekim ugm. Yang biasanya hidupnya selo (santai), jarang ada tugas, belum ada praktikum, besok bakalan beda. Beda tebal nggak cuma beda tipis. Yang biasanya ngetawain, ngece-ngece (ngeledek) temen temen jurusan lain yang disibukkan dengan tetek bengek praktikum (pretest - praktikum - lembur laporan - revisi dan diakhiri dengan responsi), alhamdulillah besok bakal ngerasain sendiri. Ini nih yang katanya berperan besar dalam menyita sebagian waktu di semester tiga. Siapkan waktu, tenaga, pikiran, dan tentu saja kopi untuk ini :p
Oh iya kalau saran dari kakak angkatan sih jangan ngerjain laporan saat di kelas, kan kita-nya juga yang rugi, ntar nilai semester 3 bisa bisa ancur
Buat yang mau nambah-nambah organisasi atau kegiatan diperbaiki lah manajemen waktunya :)
3. Termodinamika Teknik Kimia 1
Yang jelas beda banget sama termodinamika fisika waktu SMA yang rumusnya cuma itu itu aja. Masukin rumus. Triiing dapet hasilnya deh. Ini beda. Mengembalikan otak pada fungsinya --> Mikir. 
4. Kimia Fisika 2
Kimia Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena makroskopik, mikroskopik, atom, subatom dan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika dengan bidang khusus termodinamika kimia, kimia kuantum, dan kinetika. Ntar bakalan bahas energi, entropi, entalpi, suhu, tekanan, tegangan permukaan, viskositas dsb semacam Kimia Fisika 1.
5. Teknik Tenaga Listrik
Lanjutan atau pengembangan dari Fisika 2 yang tentang arus listrik sama penggerak mula. Ntar ada hubungannya sama motor listrik dan mesin mesin listrik dalam industri.
6. Matematika Teknik Kimia
Berdasarkan gosip kebanyakan kakak angkatan, yang satu ini termasuk yang paling serem. Matematika Teknik Kimia adalah salah satu mata kuliah yang penting dalam dunia Teknik Kimia, karena mempelajari dasar-dasar perhitungan baik untuk analisis proses maupun perancangan alat.
7. Azas Teknik Kimia
Kalo dari namanya sih berasa kayak teori. Tapi ternyata hitung menghitung juga. Ada hubungannya sama persamaan reaksi dan neraca massa gitu deh.
8. Ekonomi Teknik Kimia
Mungkin ini merupakan hiburan untuk mengatasi kejenuhan. Membahas hal yang berkaitan dengan perhitungan ekonomi untuk mengestimasi besar aliran kas dalam periode waktu tertentu, karena nantinya Engineer memainkan peranan penting dalam keputusan investasi modal yang didasarkan atas analisis, sintesis dan usaha perancangan yang mereka lakukan. Jadi dalam ekonomi teknik kimia itu secara garis besar menjelaska pada kita tentang segala hal yang berhubungan dengan keuangan suatu pabrik, mulai dari harga bahan baku sampai harga produk, mulai dari biaya pembelian alat sampai kepada maintenance-nya. Ini makul sangat berguna untuk tugas akhir. Usahakan dapet nilai yang baik, karena sbg syarat ambil makul PPK (Perancangan Pabrik Kimia).
8. Menggambar Teknik
Intinya, kita akan belajar menggambar benda benda ke-teknik kimia-an dan akan otak atik software Autocad selain belajar menggambar manual.
9. Percepatan (bisa ambil transportasi bahan dan sedimentasi, proses industri kimia 1, azas teknik kimia 2, agama, kewirausahaan, atau mungkin AIK *lupa singkatannya apa)
Kalau kata DPA-ku (Dosen pembimbing Akademik) sih sebaiknya ambil percepatan, kalau bisa 22 ya 22, kalau bisa ambil 24 ya 24 aja. "Agar kesibukanmu bisa terdistribusi merata. Biar terbiasa sibuk juga, jadi bisa membagi waktu dengan baik." Kata kata yang masih saya ingat adalah:
"Ambil sks maksimal aja, biar nggak terbiasa nyantai."
"Tapi kan saya mau menambah kegiatan bu, jadi kalau ambil banyak takut IPnya turun drastis"
"Memangnya mau tambah kegiatan apa ?"
"Pengen ikut Marching Band sama BEM, Bu."
"Ckck kamu itu emang orangnya kelewat nyantai, ya itu resiko. Kalau saran saya sih tetep ambil 24, biar enak di semester berikutnya. Coba lihat lagi jadwalnya, kalau nggak bentrok, ambil."
Alhasil saya yang tadinya berniat mengambil 20 sks terhasut juga untuk menambah. Tapi, percaya aja deh sama yang sudah tua dan berpengalaman hehe
Sepertinya itu saja cerita kali ini.
Mendekati akhir kata, saya mengucapkan selamat datang di semester tiga! Oh iya kalau kata orang sih semester tiga itu artinya "Selamat datang di Teknik Kimia". Arti lainnya, semester satu sama dua itu cuma baru pemanasan, nggak ada apa apanya *padahal IP berkata lain -___-
Yang perlu diingat dan diterapkan adalah be seriously and enjoy it. Jaga semangat. Kalau kata pembicara fresh graduate sewaktu acara Polimer kemarin, biar semangat itu ya "Inget orang tua, Inget kalau kita udah tua" hahaha nah makanya terkadang kalau belum semester banyak kita susah buat semangat, soalnya masih ngerasa muda #lol
Akhir kata, semoga terealisasi planning2nya di semester 3 ini, baik yang berkaitan dengan akademik, non akademik, ataupun yang berkaitan dengan hati *ups salah fokus.
Semangaaaaaat :))

Monday 19 August 2013

Resensi Novel Tere Liye: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah

My rating: 4 of 5 stars

Tulisan di backcover buku:
Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, maka setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaanya.
Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cerita cinta lain? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang-orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka.
Cuplikan cerita:
Novel ini menceritakan tentang kehidupan pemuda sederhana bernama Borno, pemuda Pontianak yang lahir dari keluarga biasa saja. Ayahnya meninggal saat dia berusia 12 tahun karena kecelakaan perahu. Akan tetapi, sebelum ayah Borno meninggal dunia, Beliau menyetujui permintaan dokter untuk mendonorkan jantungnya bagi pasien gagal jantung. Kenyataan yang sangat sulit diterima Borno kecil. Bisa saja kan ayahnya masih hidup jika saja mau menunggu dan tidak mendonorkan jantungnya ?
Borno yang tidak dapat melanjutkan kuliah karena terkendala biaya akhirnya bekerja sebagai pengemudi sepit (perahu kecil) yang menyeberangkan penumpang dari ujung sungai ke ujung sungai yang lain. Dia adalah seorang yang sangat ramah, baik hati, dan pekerja keras. Awal mula kisah cintanya adalah ketika ia bertemu dengan seorang gadis keturunan Cina yang bernama Mei, salah satu penumpang kapal sepitnya. Seorang gadis cantik yang membuat Borno jatuh cinta. Suatu ketika Borno menemukan sebuah kertas angpau merah di kapalnya yang notabene adalah milik gadis cina itu dan mulailah kisah ini berkembang.
Review:
Tere Liye berhasil menceritakan kisah yang sebenarnya sederhana dan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kisah yang tak biasa ditulis dan jarang jadi perhatian para penulis lainnya menjadi suatu cerita yang menarik dan penuh dengan pesan pesan baik. Endingnya pun tidak bisa ditebak. Saya sempat salah menebak endingnya, saya kira Mei tidak jujur tentang perasaannya pada Borno karena Sarah (dokter gigi yang ayahnya masih hidup berkat donor jantung dari Ayah Borno) menyukai Borno. Cerita standar. Tapi ternyata tidak. Sikap Mei kepada Borno yang berubah-ubah ternyata memang penuh misteri. Dan saya suka endingnya, meskipun saat mendekati ending pembaca menjadi kurang terhanyut dalam cerita. Entah karena penulis terkesan buru-buru ingin menyelesaikan cerita atau kata katanya yang kurang mengena. Tapi overall bagus. Pengen tau endingnya? Baca sendiri ya :p
Novel ini juga terkadang membuat saya tersenyum-senyum saat membacanya, salah satunya ketika Borno yang notabene seorang pengemudi sepit selalu menyengaja agar sepitnya ada di antrian 13 agar waktunya tepat dengan keberangkatan Mei (seorang guru yang sehari hari berangkat dengan menumpang sepit). Hal itu dilakukan tidak lain supaya Mei menumpang sepitnya sehingga Borno bisa berbincang dengan Mei sepanjang sungai Kapuas. Borno sering memperlambat laju sepitnya jika ada Mei sehingga membuat para penumpang lain kesal. Ada juga yang membuat saya tertawa, yaitu kejadian saat Borno dengan semangat 45 berlari ke sungai Kapuas hanya karena dibohongi oleh sahabatnya, Andi yang berkata "Ada Mei disana" padahal itu hanya akal-akalan Andi agar Borno mau keluar rumah untuk mengantar rombongan tamu Bapaknya yang ingin berlibur. Ya, terkadang cinta memang bisa membuat seseorang bertingkah gila.
Tere Liye juga menyampaikan pesan pesan baik lewat sisi kehidupan Borno yang sangat menarik. Berganti ganti pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dari pengemudi sepit, buruh pabrik, kerja serabutan (buruh) hingga akhirnya menjadi montir yang bisa membuat bengkel bapak Andi sukses karena keahliannya dalam memperbaiki mesin yang diperolehnya secara otodidak. Mengagumkan. Borno yang tekun membaca buku buku tentang mesin, rajin membantu di bengkel bapak Andi, serta punya mimpi dan semangat untuk maju meskipun hanya lulusan SMA.
Selain itu, nilai lebih dari novel itu adalah adanya petuah dan nasehat yang dihadirkan lewat tokoh Pak Tua. Melalui nasihat yang diberikan Pak Tua, rasanya kita tak perlu lagi merasakan hidup ini sebagai beban yang berat. Karena sesungguhnya hidup sangat bisa dinikmati, walaupun dalam keadaan tidak menyenangkan sekalipun.
Banyak sekali kalimat kalimat Pak Tua yang menjadi favorit saya, antara lain:
"Kau bolak-balik saja sedikit hati kau. Sedikit saja, dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika, wajah kau tak kusut lagi. Dijamin berhasil."
 "Kau tahu, Andi, dari begitu banyak kalimat bijak tentang cinta yang kaucatat berbulan-bulan ini, untuk orang seperti kau, cukup camkan saja kalimat yang satu ini, sisanya lupakan. Camkan cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi."
"Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan."
"Camkan ini, anakku. Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Orang tua ini tahu persis. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Kautanyakan pada ibu kau, itulah yang dia rasakan saat bapak kau dibelah dadanya, diambil jantungnya dan pergi selamanya. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang.”
Ada juga kalimat bagus dari Bang Togar (Ketua PPSKT, perkumpulan pengemudi sepit daerah sungai Kapuas)
"Jangan sekali-kali kaubiarkan prasangka jelak, negatif, buruk, apalah namanya itu muncul di hati kau. Dalam urusan ini, selalulah berprasangka positif. Selalulah berharap yang terbaik. Karena dengan berprasangka baik saja, hati kau masih ketar-ketir memendam duga, menyusun harap, apalagi dengan prasangka negatif, tambah kusut lagi perasaan kau. Aku tahu kau kecewa, Borno, tetapi jangan biarkan terlalu. Aku tahu kau sedih, tapi jangan biarkan menganga dalam. Esok lusa boleh jadi ada penjelasan yang lebih baik. Bersabarlah, kau paham?"
Akhir kata, novel ini recommended untuk dibaca :)


Saturday 3 August 2013

Kenangan (bekas yang tak mungkin hilang)

Kita sering membiarkan hati kita bermain main tanpa kita sadari hati tidak pernah mengenal kata 'main main'. Dan ketika akhirnya hati sudah terlalu jauh memasuki rasa, pikiran pun lumpuh seketika.

Cinta bisa membuatmu sangat hidup, sampai kau lupa dia juga bisa membuatmu mati.

Kenangan akan selalu indah bila hanya dikenang. Ingat, bila hanya dikenang! 

Melupakan kenangan itu adalah hal yang sulit. Tapi, menolak ketika kenangan itu menyapa lagi, sulitnya berlipat lipat.

Kenangan itu seperti trauma. Butuh banyak waktu, banyak usaha, dan segudang nasihat untuk bisa melupakannya. Tapi, hanya butuh satu pertemuan untuk membawamu kembali tenggelam didalamnya.

Tahukah kamu, mengenang kembali rasa sakit bisa lebih menyakitkan dibanding saat mengalaminya dulu. 

Terkadang hati yang pernah terluka begitu dalam dan tak kunjung sembuh, bisa terbiasa dengan luka itu sendiri dan akhirnya enggan menerima peluang kesembuhan.

Siapa bilang waktu bisa menyembuhkan ? Waktu hanya membantumu melupakan, tapi tetap harus dirimu yang menyembuhkan luka itu. Time seems to heal but it doesn't heal

Duka cinta lama hanya bisa disembuhkan dengan suka cinta baru.

Sering kita meyakini suatu hal sebagai suatu kebenaran yang bakal terjadi, tapi sesering itu jugalah Tuhan menggagalkannya. Sebaliknya, saat kita meyakini suatu hal sebagai suatu kemustahilan yang tak mungkin terjadi, saat itu pulalah Tuhan membuatnya terjadi.

Hidup tak bisa ditebak, maka jangan susah susah menebaknya. Hadapi saja!

Adakalanya kita tidak perlu lagi mencari siapa yang bersalah, tapi perlu mencari siapa yang berani memperbaikinya.


Kata kata diatas adalah quote yang saya ambil dari sebuah novel karya Vincensia Naibaho yang berjudul Cinta yang tak pernah selesai. Meskipun bukan novel favorit saya, tapi saya suka quote-nya. NGENA banget, hehehe.

Terkadang atau mungkin seringnya, ketika kita sudah menyukai seseorang kita lupa bahwa seseorang tersebut bisa berpeluang besar dalam hal menciptakan luka. Kita pun terus menerus mengukir rantai-rantai kebersamaan. Hingga saat luka menghampiri, ukiran yang terlalu banyak itu akan menjelma menjadi segunung kenangan yang akan sulit kita lupakan. Entah harus berapa lagi waktu yang kita butuhkan untuk melupakan kenangan dan menyembuhkan luka itu. Terkadang semua itu hanya bisa terobati dengan kehadiran seseorang yang baru. Dan saat kita sudah nyaman dengan semua itu, terkadang kenangan itu kembali menyapa kita. Dia yang sudah susah susah kita buang dalam ingatan tiba tiba saja datang dan kembali menawarkan kebahagiaan. Saat tahap itulah seseorang yang masih terjebak dalam kenangan akan tergoda untuk kembali bersama seseorang yang sempat menjadi kenangan. Dan mungkin dia akan kembali terluka.
Mungkin benar kenangan akan selalu indah bila hanya dikenang. Ingat, bila hanya dikenang! Bukan untuk disapa kembali.

Friday 2 August 2013

Renungan Pasca UAS

Portal akademik. Nano nano rasanya. Ada yang dibikin sedih, tertawa bahagia, seneng, nangis, biasa saja, down, fly over,  tertekan, tidak terima, pengen banting laptop, dsb.
Saya termasuk yang “biasa saja” sih kayaknya. Kemarin saat akhirnya IP muncul di portal yang ada di pikiran saya hanyalah “hahaha persis seperti dugaanku, huruf-huruf yang tidak diinginkan muncul, IP turun, semua prediksi nilai tepat akurat kecuali FPI yang mndapat sedikit keajaiban, alhamdulillah.”
Untuk berjaga jaga, saya tidak akan menanyakan IP teman teman saya karena khawatir dapat terjangkit penyakit iri, hehe
Esok harinya, IP ternyata lumayan mnjadi trending topic di sosmed. Kemudian saya jadi teringat kata kata Ibu DPA saya saat KRS-an dulu. “Sudah cukup bagus, dipertahankan ya”. Entah itu sekedar basa basi atau tidak, saya menganggapnya serius. Sejak itu, saya berniat akan meningkatkannya, belajar yang bener agar tidak mengecewakan ortu.  Tapi waktu berlalu dan setan telah mencuri niat saya. Saya lupa diri dan tiba tiba sudah UTS. Tiba tiba sudah UAS. Dan ternyata, bisa sekedar mempertahankan pun ternyata tidak. 
Teringat UAS beberapa pekan lalu.  Sebagian besar soal UAS tidak bisa saya kerjakan dengan maksimal, terutama BKTK (terimakasih kepada Pak R*hm*n dkk atas soalnya yang unpredictable dan un'done'able), FPI (sumpaah ini feelnya nggak bisa dapet, mau nyentuh aja rasanya udah enggan, apalagi menghafal kalimat demi kalimat fpi yang begitu absurd, ditambah lagi dosennya yang ....... jadilah saat mengerjakan juga ........), KO2 (kalau rajin baca solomon dan rajin latian soal pasti bisa, tapi masalahnya...............), MTK2 (ini udah belajar tapi ya tetep aja begitu ngerjain soal, muncul pertanyaan 'ini apa sih'...), Gamtek (ternyata teori juga banyak yang keluar, nggak cuma suruh nggambar), sisanya sudah berusaha saya buang dari ingatan.
Ya, seperti paragraf diatas, saya cenderung menyalahkan keadaan ya, hehe. Manusiawi, terkadang kita memang tergoda untuk menyalahkan keadaan.
Dan sebelum kita terlarut dalam kekecewaan, keterpurukan, dan ke-misuh misuh-an, simak baik baik ini.
Apakah kita enjoy saat kuliah ?
Apakah kita fokus saat kuliah? Atau malah memikirkan hal lain? Ataukah sibuk dengan gadget? Ataukah tidur ?
Apakah kita mengerjakan tugas dan PR dengan mandiri? Atau hanya mengeluh dan terus mengeluh bahkan sebelum mencoba? Kemudian akhirnya, kita hanya menyalin jawaban teman dengan cepat tanpa berusaha memahami.
Apakah ketika tidak paham, kita berusaha menurunkan gengsi kemudian bertanya?
Apakah saat menjelang UAS kita berdoa dengan sepenuh hati memohon petunjuk kepada Allah? Yap, bahkan saya hanya bisa mengingat saya melakukan berdoa yang benar benar berdoa bisa dihitung dengan jari, salah satunya saat SNMPTN dulu.
Kemudian, apakah kita terlalu sibuk dengan aktivitas lain sehingga tidak ada waktu untuk belajar?
Apakah kita sudah punya passion? Sudah punya cita-cita? Target?
Jika belum, maka mungkin itu salah satu faktor yang sangat dominan dalam hal penurunan semangat kita.
Masih banyak apakah yang lain yang membuat kita memang seharusnya pantas mendapatkan nilai yang tidak memuaskan.
Pernah ada kakak angkatan yang berkata seperti ini, “Semester awal itu masih mudah untuk mendapat IP bagus, manfaatkanlah dengan baik. Saya menyesal tidak memanfaatkannya dengan baik, karena meskipun saya sudah berusaha keras, semester semester berikutnya tidak mudah”. Mungkin ada yang biasa saja membaca kalimat itu. Sekali lagi mungkin benar adanya, kita tidak akan tahu bagaimana pahitnya keadaan sebelum kita mengalaminya sendiri.
Mungkin benar IP itu bukan sesuatu yang sangat penting. Yang penting adalah kita harus tahu ilmunya. Tapi terkadang di dunia kerja, di Indonesia, tidak bisa dipungkiri, ilmu kita pertama kali juga diukur dengan IP. Dan tidak munafik, saya ingin mencicipi cumlaude. Agar sewaktu saya diwisuda nanti bisa membuat orang tua saya bangga.  

Menulis postingan ini saya jadi teringat kata kata saya kemarin: quote after seeing 'portal akademik': "next semester I will study hard, I won't be lazy people like this semester", but the next semester the quote still the same.
Quote saya semester lalu, dan juga semester ini. Semoga tidak untuk semester tiga. Aamiin.

Monday 29 July 2013

Bedanya Kuliah dan Sekolah (Tips Sukses di Kampus) #2

Mungkin ketika SMA, kita iri melihat tetangga sebelah yang berstatus mahasiswa. Dia berangkat kuliah tak perlu pagi pagi buta, baju bebas, bahkan terkadang tidak berangkat kuliah sama sekali. Padahal setelah kuliah, kadang kita iri melihat anak SMA. Ya, itulah manusia haha
Sebelum mulai mengatur strategi sukses kuliah, kita perlu tahu medan tempur kita. Inilah perbedaan esensial antara belajar di SMA dan di Perguruan Tinggi
Tanggung Jawab Lebih Besar
Di SMA, hampir seluruh waktu belajar kita di sekolah sudah ditentukan. Intinya, wajib hadir di kelas pada semua mata pelajaran yang berlangsung pada jam yang hampir sama setiap hari. Istilahnya, tinggal ngikut lah
Di universitas, tidak semua dosen mewajibkan mahasiswa hadir. Terserah mau datang atau tidak. Meskipun tetap ada batas kehadiran minimum. Tapi jangan buru buru memutuskan hanya masuk saat ujian. Percayalah, kita akan ketinggalan banyak sekali kalau jarang masuk.

Wednesday 10 July 2013

Bakwan Jagung dari Tepung Tapioka

Saya mau sedikit berbagi cerita nih pembaca. Bukan cerita tentang bagaimana resep membuat bakwan dari tepung tapioka. Bukan penemuan resep masakan baru. Ini tentang kekonyolanku, atau sebut saja kebodohanku juga boleh, hehe.
Malam ini malam terawih kedua di bulan ramadhan tahun ini. Kebetulan saya sedang ada dirumah. Libur, sedang tidak ada kegiatan kampus. Seperti biasa saya dan tetangga-tetangga melaksanakan ibadah terawih bersama di mushola desa kami. Setelah sholat terawih usai, kegiatan dilanjutkan dengan tadarus bersama. Buat yang tidak tahu, tadarus itu mengaji atau membaca Al Quran bersama-sama. Nah, setelah selesai tadarus ada yang namanya jaburan. Jaburan itu makan makanan kecil usai terawih dan tadarus. Jadi, setiap rumah pada hari tertentu mendapat bagian untuk mengirimkan makanan tiap malamnya.
Malam ini, ada yang membawa tempe goreng, ketela, gondang gandug, dan bakwan jagung.
Sembari mengobrol saya mencomot bakwan jagung dan mulai mengunyahnya. Begitupun teman saya. Gigitan pertama. Gigitan kedua. Kemudian saya mengalihkan tatapan saya dari bakwan ke arah teman-saya-yang-juga-sedang-makan-bakwan. Teman saya balas menatap saya dengan tertawa setengah meringis sambil melirik bakwan jagung di tangannya.
Haha ternyata bukan saya saja yang merasakannya. Bakwan jagung ini aneh, rasanya ulet, tidak renyah. Kemudian dalamnya agak keras, dan jagungnya setengah gosong. Sampai sampai sebelumnya saya mengira itu bakwan kacang *emang ada?
Keanehan rasa bakwan itu terbukti dengan banyaknya bakwan yang tersisa, tidak ada yang mau membawanya pulang seperti biasanya.
Setelah mushola sudah lumayan sepi, kami bergosip tentang bakwan itu.
"Kasian ya nggak laku, tapi emang rasanya aneh sih"
"Iya, kayak belum matang gitu ya"
"Bukan belum matang, tapi ini kayaknya bukan dari gandum (tepung terigu) deh"
"Maklum, yang buat kan Bu X, udah tua juga"
"Iyasih mungkin keliru pake pati (tepung tapioka) ini haha ada ada saja"
Kemudian kami saling menunjuk untuk membawa pulang bakwan aneh ini. Intinya, tidak ada yang mau makan lagi setelah mencobanya tadi. Dan kami semakin terbahak ketika tadi ada Si Bu Y yang biasanya maruk (rakus) bawa makanan tiba tiba tidak mau sewaktu tau yang tersisa adalah bakwan jagung.
Kemudian saya teringat sesuatu dan saya langsung nyeletuk "Lhoh, padahal tadi si Bu X beli gandum di warung ibuku"
Semua langsung menoleh ke arahku dan serentak bilang "Paraaaah pasti kamu salah ngasih. Pasti kamu kira kamu ngasih gandum padahal itu pati" 
Yang lain menambahkan "Iyaaa dan Bu X kan sudah pikun jadi ya mana ngerti protes, mungkin dia juga nggak nyadar sampai sekarang"
Semua menertawakanku. Aku mati kutu.
Sampai dirumah karena penasaran aku langsung mengecek dan bertanya pada ibuku. Dan ternyata bener aku salah. Aku ngasihnya pati bukan gandum. Dan parahnya lagi, padahal ada tulisannya di kotaknya mana gandum mana pati.
Sok tau saya berakibat fatal. Cuma masalah sepele tapi efeknya.........
Kasian Bu X. Saya jadi merasa bersalah, padahal tadi saya juga ikut andil dalam menertawakan bakwan aneh itu.
Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini adalah jangan sok tau, tanya kalau nggak tau, jadi orang yang teliti. Besoknya, saya langsung ke rumah Bu X buat minta maaf.
Oh iyaa ini nih bukti kalau mereka kembar
Tepung Terigu
Tepung Tapioka



Hampir sama kan sekilas? Sama kan? Beda sih sebenarnya ._.
Kemudian setelah saya tanya Om Google ternyata bedanya adalah tekstur gandum lebih lembut.

ps: pati itu sinonimnya tepung tapioka kan? atau saya sok tau lagi? :(

Friday 5 July 2013

Pantai Kwaru

         Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Jam nganggur. Tidak ada yang dikerjakan. Akhirnya, saya dan teman teman sepengangguran memutuskan untuk pergi ke pantai. Karena sudah cukup sore, kami memilih untuk pergi ke pantai yang dekat saja. Dan karena kami berempat (saya, amik, lalak, febi) notabene adalah kaum hawa semua, kami memilih pantai yang medannya mudah. Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi ke Pantai Kwaru yang terletak di desa Poncosari, kecamatan Srandakan, kabupaten Bantul, DIY. Kami semua belum pernah ke pantai tersebut. Dengan bekal petunjuk arah dari teman saya, kami berangkat. Di jalan, kami banyak bertanya pada orang-orang agar tidak tersesat, seperti kata pepatah "males bertanya sesat di jalan", hehe. Setelah melewati perjalanan kurang lebih satu setengah jam dengan kecepatan standar, akhirnya kami tiba di pantai Kwaru.
        Jadi, rutenya adalah sbb: dari Malioboro lurus menuju perempatan (yang ada BNI nya) - belok kanan - pertigaan - lurus - perempatan - belok kiri - pertigaan - lurus - perempatan - lurus - perempatan nggak jelas (perempatan besar yang tidak rapi) - lurus - sampai di Jalan Bantul - lurus terus sampai menemukan perempatan Palbapang (melewati 8 lampu merah terhitung dengan lampu merah di perempatan Palbapang) - belok kanan - lurus saja menuju Srandakan sampai melihat jembatan Srandakan. Sebelum jembatan Srandakan belok kiri. Di sebelah kanan jalan akan ada petunjuk arah "Pantai Kwaru 6 km". Lurus saja mengikuti jalan, nanti akan ada persimpangan dengan petunjuk arah ke kanan Pantai Baru, ke kiri Pantai Kwaru. Ambil kiri, ikuti jalan dan akan ada pertigaan, kemudian belok kanan. Sampailah di Pantai Kwaru (tiket Rp. 5000,- /org). Jika bingung, tanya saja warga disana.
        Sampai disana, kami segera menjalankan ritual ala wisatawan, yaitu foto-foto dengan latar keindahan Pantai Kwaru. Meskipun kami agak kecewa karena pasirnya yang tidak istimewa (red: pasir hitam), tapi rasa kecewa kami terbayar dengan keunikan pantai Kwaru, yaitu adanya barisan pohon cemara di bibir pantai, Cemara Udang namanya. Konon pohon cemara itu adalah hasil jerih payah penduduk sekitar pantai tersebut. Fasilitas wisata yang disediakan antara lain adalah kolam renang, Motor ATV dengan harga sewa sekitar Rp. 25.000,- untuk 15 menit. Pantai Kwaru merupakan daerah Palung (jurang yang terletak di dasar laut). Disana ada papan peringatan bertuliskan "Daerah Palung air tenang menghanyutkan". Itulah yang menyebabkan kami tidak berani untuk bermain dengan ombak lebih jauh, sehingga kami memutuskan untuk jalan jalan menyusuri pantai, melewati barisan hutan pohon cemara sambil berfoto. Hutannya sangat cantik, cocok untuk diajak berfoto, hehe.
        Kami berjalan jauh sekali. Terkadang berhenti untuk sekedar menghiasi pasir pantai dengan tulisan kami. Kami berharap bisa melihat sunset, tapi apa daya setelah dipikir pikir sunset pasti akan tertutup oleh rerimbunan pohon cemara karena sebelah barat yang terlihat sejauh mata memandang adalah barisan cemara yang tak ada habisnya. Akhirnya setelah waktu menunjukkan 17.00 kami memutuskan untuk pulang. Kami bagaikan zombie yang sedang berjalan. Berbalik menuju tempat parkir dengan sisa sisa tenaga yang ada. Mungkin hanya lalak yang tidak merasa capek, karena rasa capeknya terlupakan gara gara sibuk menangkap kepiting. Kurang kerjaan memang. Katanya, untuk dibawa pulang ke kos. 
Setelah singgah di mushola, kami segera memulai perjalanan pulang. Akhirnya, jam 07.40 kami sampai di Pogung, tepatnya di rumah Mas Pri (langganan makan kami para anak kos).
Inilah sebagian foto foto kami
pasirnya nggak jelek jelek amat kan ?

ombak pantai
tulisannya ternodai TT
febi, lalak, ami
Sekian

Sekian