Saturday 14 October 2017

GENAP - Nazrul Anwar

Ceritanya mau nulis kata-kata bagus dari novel dengan judul tersebut di atas. Tapi udah lama nggak nulis. Boleh lah yaa cerita agak banyak dulu, hehe. Kalau mau langsung baca kutipan novelnya, skip ke yang kalimat miring langsung aja yaa.

Jadi ceritanya gini. Pernah banget dulu berdoa, kurang lebih seperti ini. "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang yang baik agamanya." Terharu banget waktu beneran dipertemukan. Entah sudah rencana-Nya atau memang berkat doaku yang terkabul. 

Dia temen pertamaku waktu kerja. Awal ketemu rasanya langsung ada chemistry padahal beda setahun sampai aku manggilnya nggak pake mbak saking nyamannya wkwkwk. Bisa langsung saling cerita banyak tentang apapun. Rekor buat orang introvert macam aku. Kenal orang ini jadi nonton youtube-nya Ustadz Khalid Basalamah sama Ustadz Syafiq Riza Basalamah. Aku baru sekali denger nama ustadz tersebut waktu itu. Kerjaan youtube-an mulu tapi jarang banget buat searching kajian. Dan ternyata bagus buat nambah ilmu, coba deh ditonton sekali-kali. Sama Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Salim A Fillah, dan Buya Hamka, Ustadz Abdul Somad juga bagus. Lumayan pencerahan, bikin adem, banyak ilmu baru meskipun mengubah perilakunya masih belom begitu, hehehe. Selain itu jadi tau buku bacaannya dan akhirnya dipinjemin novel ini.
Kalau ditanya "Genap" itu novel tentang apa, jawabannya tentang awal hidup berumah tangga, tentang cinta dan pembelajarannya. Nih kutipannya. Semoga kalian juga jadi pengen baca, wkwkwk

"Betapa bahagianya aku, ketika kamu, entah di tangisanku yang ke berapa di hadapanmu, hanya diam mendekapku, tanpa berkata-kata. Betapa kesedihanku langsung lenyap seketika karena aku merasa dimengerti, dan betapa lemesnya aku ketika keesokan harinya kamu bilang kalau kamu diam karena kamu lagi capek. Jadi bukan karena kamu ngerti. Aduh, kamu ituh, boleh dilempar pake sendal nggak sih?"  Wkwkwk ngakak lah di bagian ini haha tapi bener kok, kadang perempuan nangis itu cuma butuh puk-puk tanpa banyak kata.

"Awalnya aku cukup kesulitan untuk mengerti apa yang ada di dalam pikiran kamu. Dan aku sangat kesal kalau kamu tak mengerti apa yang sedang aku rasakan. Well, laki-laki cenderung lebih logis sedangkan perempuan cenderung lebih melankolis. Jadi wajar kalau laki-laki lebih suka dengan perempuan yang pikirannya nyambung dengan dirinya. Sedangkan perempuan lebih suka dengan laki-laki yang membuatnya nyaman. Dan mungkin itulah salah satu kekurangan kita di awal awal kebersamaan kita. Kamu belum merasa nyambung denganku. Dan aku belum merasa nyaman denganmu." Intinyanyaman itu lebih horor daripada sekedar ganteng dan kaya, wkwk.

"Seharusnya, semakin besar usaha kita untuk membahagiakan orang lain, semakin besar pula kebahagiaan yang akan kita rasakan. Kalau ternyata dengan membahagiakan orang lain kita tidak tambah bahagia, pasti ada yang salah dengan caranya. Sayangnya, yang terakhirlah yang terjadi padaku, ketika aku berusaha menjadi sosok yang kamu inginkan dalam rangka membahagiakan kamu, aku jadi aku yang bukan aku, yang menyembunyikan kekuranganku yang sekiranya tak kamu suka, yang berusaha menjadi sosok lain yang kamu suka. Khawatir kalau nanti akunya begini nanti kamunya begitu atau kalau akunya begitu nanti kamunya begini. Dan jujur itu sungguh melelahkan." Menjadi diri sendiri tetep pilihan paling bijak sih.

"Sekali lagi, terima kasih sudah menghargai aku. Tapi aku tak mau, kalau hanya untuk menghargai aku, kamu lupa untuk menghargai diri kamu sendiri. Kita harus bisa menghargai diri sendiri sebelum menghargai orang lain, bukan? Karena hanya dengan begitulah kita bisa benar-benar tulus menghargai orang lain. Kalau dengan menghargai orang lain itu kita merasa direpotkan, merasa disusahkan, sebenarnya pada waktu itu kita tidak benar-benar menghargainya. Kita hanya sedang merasa "nggak enak" dengan orang yang dimaksud. Seharusnya menghargai orang lain itu akan berujung pada kelegaan, akan menghasilkan kebahagiaan tersendiri." Jleb banget. Kadang suka menyusahkan diri sendiri, ceritanya melakukan sesuatu buat orang lain, padahal kadang cuma karena nggak enak. Kurang ikhlas intinya hahaha.

"Aku masih ingat dengan jelas pasangan yang menjadi kriteriamu dulu, sosok yang belakangan ini aku berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sepertinya. Aku juga masih ingat dengan jawabanku dulu, ketika kamu bertanya tentang pasangan seperti apa yang aku inginkan untuk menggenapi hidupku. Jawaban yang sekarang membuatku malu, jawaban yang seandainya bisa aku ralat, aku akan meralatnya seperti ini: Seseorang yang bisa membuatku nyaman untuk jadi diri sendiri, seseorang yang membuatku tak perlu menyembunyikan apapun darinya, seseorang yang bisa menerimaku apa adanya. Karena aku ingin, kita memulai kebahagiaan dari apa yang sudah ada, bukan dari apa yang belum kita punya." Intinya mah ga usah muluk-muluk.

"Iya, ya, padahal aku sudah tau kalau cemburu itu capek, kenapa juga harus cemburu? Ya sudahlah, namanya juga perasaan, memang begitulah adanya. Datang begitu saja. Sebenarnya pembenaran aja sih, sama seperti jutaan perempuan di luar sana yang menggunakan perasaan sebagai pembenaran. Hehe. Padahal seharusnya, kita bisa mengendalikan perasaan kita, mana perasaan yang harus diungkapkan, mana perasaan yang cukup kita konsumsi sendiri saja." Kalimat terakhir perlu diingat baik-baik haha.

"Rasa cemburu telah melupakan banyak hal yang dulu telah kita sepakati, untuk lebih mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak kita. Karena apapun bentuknya, menuntut memang selalu melelahkan. Maka banyak-banyaklah memberi, agar kita tidak punya waktu untuk banyak menuntut. Memberi perhatian, memberi pengertian, juga memberi maaf tanpa diminta. Dan betapa tenangnya kalau kita percaya, betapa leganya kalau sudah tak ada lagi curiga." :"))

"Normalnya, perempuan itu lebih rajin daripada laki-laki. Jadi kalau ada perempuan bawaannya males buat melakukan apapun, bukan berarti perempuan itu tidak sedang melakukan apa-apa. Dia hanya sedang sibuk dengan perasaannya sendiri. Jujur, aku termasuk dalam golongan perempuan kebanyakan itu." Kebiasaan kebanyakan perempuan yang memprihatinkan: menghayati kegalauan. Maunya pengen nggak kepikiran tapi hawanya kalau lagi galau cuma tidur-tiduran, terus masih ditambah lagu-lagu galau. Ya gimana bisa ngga kepikiran. 

"Kita pasti tahu siapa orang yang kita suka, siapa orang yang kita cinta. Bahkan bagi seseorang yang belum menggenap, selalu ada kecenderungan agar orang tertentu yang bersedia menggenapinya lalu hidup berbahagia sebagai pasangan suami istri. Mereka tahu. Hati mereka merasakannya. Hati mereka sudah punya jawabannya. Tinggal masalahnya, mereka berani mengakuinya atau tidak. Bukan masalah berani mengakui apa tidak sebenarnya. Hanya saja, keberanian itu akan membedakan tindakannya. Orang yang berani mengakui perasaannya, tentu akan memperjuangkan apa yang dirasakannya. Sebaliknya, orang yang tidak berani, lebih memilih untuk menyimpannya, untuk melupakannya. Padahal bisa jadi, melupakan lebih sulit daripada memperjuangkan. Walaupun keduanya mungkin sama-sama terhormat bagi orang yang bisa melewatinya. Yang repot itu, tidak mau memperjuangkan tapi tak juga melepaskan. Terjebak pada perasaannya sendiri." Inget-inget tuh kalimat terakhir. Kalau ada yang terjebak, jangan kelamaan hahaha.

"Orang yang dasarnya baik itu nggak pilih-pilih. Dia akan berbuat baik pada siapapun. Kalau ada orang yang baiknya keterlaluan banget sama kita, tapi dia nggak baik sama orang lain, itu sudah pasti baiknya dibuat-buat, baiknya karena ada maunya. Kalau baiknya seperti itu, baiknya akan selesai setelah dia mendapatkan apa yang diinginkannya." Sebenernya wajar suka sama orang terus jadi baik sama orang yang disuka, tapi yang harus digarisbawahi, jangan lupa liat sikap dia ke orang lain kalau mau tau yang bersangkutan beneran baik apa enggak. 

"Aku tak tahu akan seperti apa kehidupanku dengan laki-laki yang baru aku kenal yang akan menggenapiku ini, tak ada yang tahu, Kalaupun nanti setelah menggenap harus repot karena banyak yang perlu disesuaikan, atau barangkali banyak masalah yang perlu diselesaikan, setidaknya aku repot untuk sesuatu yang sudah pasti, untuk sesuatu yang sudah menjadi bagian hidupku, dan memang sudah termasuk kewajibanku. Repot yang berujung pada kebaikan." :")

"Seandainya kamu dihadapkan pada dua pilihan, siapa yang lebih kamu pilih untuk menggenapi kehidupan kamu? Seseorang yang kamu cintai tapi tidak mencintai kamu, atau seseorang yang mencintai kamu tapi tidak kamu cintai?" Biasanya pasti pada milih yang pertama. Aku juga. Dulu. Sekarang yaa belum langsung berubah jadi yang kedua juga, tapi setidaknya sudah terbuka pikirannya tentang hal ini. Baca ini coba.

"Dan dewasa adalah kamu tetap menunaikan kewajiban kamu, seberat apapun kondisi yang menimpa kamu. Dewasa adalah kamu tetap memenuhi hak orang lain atas kamu, semenyebalkan apapun orang yang harus kamu penuhi haknya itu. Dewasa adalah memaafkan orang lain sebelum orang itu meminta maaf, bahkan tetap memaafkan jikapun orang tersebut tak memintanya. Bukan karena memaafkan itu sebuah keharusan, tapi karena dengan tidak memaafkan, kamu akan lebih menyakiti perasaan kamu sendiri. Dewasa tidak selalu kamu yang harus mengalah. Dewasa adalah kamu tau kapan saatnya mengalah. Bukan karena kamu takut ataupun lemah. Tapi terkadang, mengalah memang pilihan yang paling bijak. Dewasa adalah kamu mengurangi ego kamu, sebetapa sedikitpun ego yang kamu rasa. Bukan karena ego itu tidak penting, tapi karena menjaga kebersamaan selalu lebih penting daripada ego kita asing-masing." Ego....seringkali menang tanpa disadari. Kalau kata orang-orang tua: "nek rung wani ngalah ojo nikah".

"Laki-laki yang baik, akan mencari perempuan yang baik, dengan cara yang baik."

"Kamu bukan tanggung jawabku, begitu sebaliknya. Apalah artinya repot-repot menghabiskan pikiran dan perasaan untuk seseorang, yang sebenarnya orang itu bukan tanggung jawabnya kita. Apalah hebatnya berkorban untuk seseorang, yang sebenarnya orang itu tidak layak atas pengorbanan kita. Bukan berarti tak boleh. Hanya saja masih ada yang lebih berhak untuk bersemayam dalam pikiran dan perasaan kita, masih banyak yang lebih layak untuk mendapatkan pengorbanan kita; keluarga kita, orang-orang terdekat kita, orang-orang yang selama ini begitu berarti bagi kehidupan kita, mereka-mereka yang memang menjadi tanggung jawabnya kita. Bukan orang entah siapalah."

Sekian. Tertarik baca nggak? 

Tuesday 2 May 2017

Gambaran Soal SNMPTN dan SBMPTN Kimia Tahun 2009-2016

Tidak terasa SBMPTN tinggal dua minggu lagi. Waktu mepet dan masih banyak yang belum dipelajari? Kerja keras saja mungkin tidak cukup, tapi kerja cerdas itu perlu. Belajarlah mulai dari materi yang paling sering muncul pada soal-soal tahun sebelumnya dan perbanyaklah latihan soal.
Jenuh? Capek? Males? Mager? Coba diinget lagi tujuannya pengen masuk mana. Emosi negatif harus dilawan doong. Belajar, belajar, belajar. Usaha tak akan menghianati. Semangat yaa calon mahasiswa baru :)

"Perjuangan terbesar manusia adalah perjuangan mengalahkan diri sendiri."
"Berjuang atau menyesal kemudian."

Wednesday 19 April 2017

Selagi Masih Diberi Waktu, Mari Biasakan Sholat Tepat Waktu

Yuk saling menasihati dalam kebaikan :)

Bismillahirrahmanirrahim

Barangkali beberapa dari kita ada yang tidak mengetahui perihal pentingnya amalan salat tepat waktu, pun juga luput mencari tahu.
Barangkali banyak dari kita telah banyak tahu perkara amalan tersebut, tapi belum tergerak mengamalkannya.
Atau barangkali sebagian dari kita sudah mulai mengamalkannya, tapi lupa mengusahakan untuk istiqamah.
Pun barangkali ada dari kita telah istiqamah salat tepat waktu. Namun, sudahkah keikhlasan selalu mampu mengiringi?
Betapa manusia adalah makhluk yang lemah. Dan sesungguhnya, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.

Salat adalah tiang agama. Andaikan kita ingin membangun rumah tetapi tanpa tiang, barang tentu mustahil untuk berdiri. Apa bisa disebut sebagai rumah? Tentu tidak karena tiang adalah komponen utama pada sebuah rumah. Pun begitu utamanya kedudukan salat dalam Islam. Salat menentukan roboh atau tegaknya Islam dalam diri seseorang. Jika dilihat dalam arti lebih luas maka salat juga akan menentukan roboh atau tegaknya agama Islam dalam suatu zaman. Salat adalah amalan yang akan pertama kali dihisab. Orang yang salatnya baik akan selamat dan orang yang salatnya rusak termasuk golongan orang yang merugi.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah salatnya. Apabila salatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila salatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari salat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan salat sunnah?’ Maka salat sunnah tersebut akan menyempurnakan salat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, Baihaqi).

Salat pada waktunya merupakan amalan yang paling utama. Dari Abu Amr Asy-Syaibani –yang bernama Sa’d bin Iyas-, dia berkata : Telah bercerita kepada saya pemilik rumah ini –dia mengisyaratkan dengan tangannya ke rumah Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu-, dia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam: “Amal perbuatan apa yang paling dicintai Allah?
Beliau menjawab : “Salat pada waktunya”
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”
Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua”
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”
Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”

Sedangkan firman Allah mengenai orang-orang yang lalai dalam salatnya adalah sebagai berikut:
"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan salatnya." [Al-Ma'un: 4-5].
Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya."
Ya, mengakhirkan waktunya. Menunda-nunda. Bahkan seringnya sampai terburu-buru melaksanakan salatnya karena sudah akan masuk waktu salat berikutnya. Kemudian setelahnya kembali berkutat dengan aktivitasnya lalu kembali menunda untuk salat berikutnya. Astaghfirullah.
Adapun balasan untuk orang yang menyia-nyiakan salat tertulis pada ayat Al-Quran berikut ini:
"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memper-turutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." [Maryam: 58-60].
 Ibnu Abbas berkata, "Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya."
Ayat tersebut mengingatkan kita akan datangnya suatu masa yang kebanyakan penghuninya adalah generasi yang rusak, manjadikan hawa nafsu sebagai yang nomor satu. Generasi yang menyia-nyiakan salatnya. Astaghfirullah. Sungguh berbeda dengan generasi terdahulu dan generasi saat Islam pertama-tama disebarkan. Pada novel "Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan" karya Tasaro GK yang mengacu pada sumber-sumber terpercaya, ada sebuah paragraf yang pasti akan membuat kita benar terharu.
"Sebuah suara melengking dari masjid, lalu orang-orang serempak meninggalkan apapun yang tengah dia kerjakan sebelumnya. Mereka yang tengah berdagang, meninggalkan dagangannya. Mereka yang sedang mencangkul, melepaskan cangkulnya. Mereka yang beristirahat, buru-buru meninggalkan rumahnya. Serempak, tanpa seorang pun yang memberontak. Bergelombang penduduk kota menuju masjid dalam kepatuhan yang jauh dari imajinasi Abu Sufyan.”

Kemudian ketika kita bandingkan dengan masa sekarang.
Suara adzan tak membuat kita berhenti scroll sosial media.
Suara adzan tak membuat kita mengambil jeda sejenak untuk salat, tetap saja kita melaju di jalan raya. Setan pun berbisik, “Nanggung, bentar lagi sampai.”
Suara adzan hanya sekedar lewat, kemudian kembali sibuk bekerja.
Panggilan Allah tak lagi membuat kita bersegera karena takut siksa-Nya, lebih terasa takutnya ketika dimarahi bos, dicerca pelanggan, dsb.
Ya, kebanyakan dari kita masih seperti itu. Saya pun. Astaghfirullah.

Oleh sebab itu, selagi kita masih diberi waktu, yuk benahi salat kita. Sebelum penyesalan datang di hari kemudian. Selama belum menghadapi sakaratul maut, mulailah untuk salat tepat waktu dan peliharalah salat. Ingatlah selalu, saat ruh manusia telah sampai pada kerongkongan, saat itulah taubat manusia sudah tak lagi berguna.

Berbicara tentang penyesalan, kita semua pasti pernah merasakannya.  Menyesal ketika tidak bisa masuk di sekolah yang diimpikan karena kurang belajar, menyesal tak bisa membawa medali karena tak berusaha lebih keras, ataupun bagi yang orang tuanya sudah meninggal (Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un), menyesal tak berbakti kepada orang tua selagi mereka masih ada. Namun, seperti waktu hidup di dunia yang sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lamanya kehidupan di akhirat, pun penyesaan di dunia juga tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penyesalan ketika di akhirat. Jangan sampai kita menyesal di hari kemudian karena lupa membawa amal saleh sebagai bekal, salah satunya adalah memelihara salat. Adapun tentang penyesalan, seperti tersebut dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang yang tak percaya bahwa setelah kematian dia akan kembali kepada-Nya, menemui penyesalannya ketika dihadapkan siksa kubur. Naudzubillah min dzalik.

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin". [As Sajdah:12]

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini (Hari Kiamat); sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan". [As Sajdah:14]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. [As Sajdah: 15]

Alangkah banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas mengenai salat. Tak kalah banyak pula ayat-ayat Al-Qur'an yang mengingatkan kita akan datangnya hari akhir. Manusialah yang memang seringnya tak mampu menggunakan indranya dengan semestinya. Betapa kita manusia adalah makhluk yang lemah.

“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” [Taha:14].

“Sungguh, hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang dia usahakan” [Taha:15].

“Maka janganlah engkau dipalingkan dari (kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan mengikuti keinginannya, yang menyebabkan engkau binasa” [Taha:16].

Mengubah kebiasaan buruk bukan hal yang mudah, seperti halnya mengubah kebiasaan menunda-nunda salat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengubah kebiasaan tersebut:

1. Membuat alarm salat
Buatlah alarm salat. Semisal alarm untuk salat Ashar adalah 15.04 dan 16.00. Dua alarm tersebut untuk mengantisipasi jika kita masih melewatkan salat setelah adzan berkumandang. Jika sudah berhasil salat jam 16.00, ubah alarm menjadi 15.04 dan 15.30, dan terus perbaiki sampai terbiasa salat setelah adzan memanggil.

2. Banyak berteman dengan orang-orang saleh
Keberadaan seorang teman sedikit banyak akan mempengaruhi akhlak dan kepribadian kita. Oleh sebab itu, bertemanlah dengan orang-orang saleh. Mereka adalah salah satu dari banyak hal yang menginspirasi kita untuk melakukan kebaikan. Bersyukurlah ketika kita menemukan teman yang mau mengajak kita pada kebaikan dan tidak segan menasihati jika kita melakukan kesalahan.

3. Mendekatkan diri kepada Allah
Salat tepat waktu akan sulit dijalankan ketika kita jauh dari Allah. Mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan memperbanyak amalan sunnah. Cobalah mulai untuk lebih memperbanyak dzikir dan istighfar dalam rangka mengingat Allah. Selain itu, semua takkan terjadi tanpa kehendak Allah. Maka, banyak-banyaklah berdoa agar diberikan kemudahan untuk bisa memelihara salat.

4. Membaca kisah Rasulullah SAW dan meneladaninya
Membaca kisah perjuangan Rasulullah SAW akan membuat kita lebih memaknai Islam dan mengerti akan sifat-sifat serta kebiasaan Rasulullah SAW yang seharusnya kita teladani. 

Wallahualam bi shawab.

Akhir kata, terinspirasi itu mudah, yang sulit itu konsistensi. Namun, hal yang sulit bukan berarti tak bisa diusahakan bukan? Sekian. Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.

Sumber:
Al Qur’an
https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/04/27/amalan-yang-paling-utama/
http://www.hisbah.net/salat-adalah-amalan-yang-pertama-kali-akan-dihisab/ 



Sunday 26 March 2017

Kabarnya Mojok.co Mau Tutup: Yuk Arsipkan Tulisannya

Sebagai fans mojok.co, rasanya sedih nggak "ketulungan" ketika ada kabar situs mojok (sedikit nakal banyak akal) mau ditutup. Beneran nggak bisa diakses lagi terhitung Selasa, 28 Maret 2017. Nggak bisa diakses lagi gaes, bukan cuma vakum. Besok kalau saya kangen terus gimana?
Saya sebenernya berharap kabar itu cuma guyonan admin yang seringnya keterlaluan atau cuma sekedar april mop, tapi makin kesini kemungkinan tersebut kok kayaknya makin tipis. Buat yang belum tau, mojok adalah situs yang kontennya menurut saya menghibur. Lumayan buat selingan. Tulisannya ringan, kadang kritis juga cerdas, dan tak jarang "sakpenake dewe" tetapi sebagian besar tulisannya worth to read. Kadang mengenai isu terkini kadang pula isu yang udah kedaluarsa. Ada juga kolom curhat pembaca yang kebanyakan sukses bikin ngikik termihik-mihik meskipun banyak recehnya.
Saya pun mencoba untuk legowo apapun alasan ditutupnya situs ini. Semoga ditutupnya situs ini bukan karena efek orang-orang sentimentil yang mudah tersinggung terhadap adanya situs ini. Yah, seperti kita ketahui, masyarakat kita kan kayak unsur halogen, sangat reaktif. Kayak gas propilen, flammable-nya tingkat tinggi. Mending kalau beneran tahu mengenai apa yang dikomentari atau berpikir dahulu sebelum berkomentar atau berpendapat tapi tidak menyumpal telinga terhadap pendapat orang lain. Yah, begitulah. Mungkin benar kata pepatah "Bahaya menurunnya minat baca adalah meningkatnya minat berkomentar." Makanya, rajin-rajinlah baca blog saya.
Nah, sehubungan dengan hal tersebut, saya iseng mau mengarsipkan beberapa tulisan-tulisan mojok. Salah satunya artikel yang berjudul "Akal Sehat dan Lowongan Kerja Abal-Abal." Biasalah ya, artikel bagus tiba-tiba bisa menjadi artikel yang bagus banget kalau itu terkait dengan pengalaman kita, hahaha.

Alkisah saat saya masih menempuh kuliah semester satu, saya pernah ketipu MLM. Bagi yang belum tahu, MLM adalah singkatan dari multi level marketing, ada MLM yang tipu-tipunya tingkat parah tapi ada juga yang non tipu-tipu tapi tetap saja MLM. Ketika itu, saya memang masih cupu. Saat dimana saya juga masih dalam fase awal part time ngajar, orderan pun tentu saja masih sepi. Saking bingungnya mau nyari harta karun dimana dan juga ora tego njaluk wong tuo, alhasil saya tergiur MLM yang temanya jual pulsa tapi kenyataannya adalah penghasilan diperoleh dari ngajak orang untuk jual pulsa.
Saya merasa tertipu karena setelah bergabung banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan di awal. Beberapa hari setelah membayar sejumlah uang, saya mendapatkan "buku panduan" dan CD yang isinya kurang lebih intinya adalah bagaimana cara menipu secara halus. Rasanya baca buku tersebut kayak makan nasi dikasih air terus ditambah madu lalu diubleg-ubleg, pengen muntah wkwk. Padahal sebelum buku tersebut di tangan dan menyadari betapa MLM yang saya ikuti tersebut ternyata pisuhable saking nggedebus-nya, saya sudah kepalang mengajak salah satu temen saya untuk ikut berpartisipasi dalam "bisnis" tersebut. Bukan masalah ditolaknya, tapi malunya itu lhoh. Waktu itu saya merasa menjadi orang paling tolol sedunia. Akal sehat saya mendadak tidak sehat saat itu.
Di kemudian hari, sebagai orang yang berpengalaman di bidang ketipu, saya pun berusaha mengingatkan teman-teman, saudara, atau tetangga saya yang sedang on the way ketipu oleh bisnis tipu-tipu semacamnya. Eh.. tapi mereka-nya ngeyel. Pokoke mirip wong lagi kasmaran lah, uangel tenan kandanane. Salah satunya, teman kos saya yang jelas-jelas tahu kisah saya serta ikut prihatin bahkan juga ikut menertawakan kebodohan, dia pun ketipu juga pada akhirnya. Suatu hari, ia mendadak belum juga menampakkan rambut keritingnya  meski sudah larut malam. Setelah dihubungi, ditanya sedang apa, katanya sedang "mengikuti seminar kesehatan". Saya langsung curiga. Saya pun menanyakan detailnya dan memberi sinyal agar dia-nya waspada terhadap seminar berkedok penipuan. No respon. Pulang-pulang dia bawa produk kesehatan yang harganya tiga ratusan ribu -yang akhirnya tidak laku- dan mendapat jobdesk mengajak orang lain untuk bergabung.
Saya merasa gagal sebagai seorang kawan karena tidak mampu menasihati. Akan tetapi, saya kemudian sadar bahwa saat di posisinya, saya pun keras kepala haha. Ibarat kata, kalau belom nyoba sendiri ternyata susah buat percaya. Masih penasaran tingkat dewa kalau belum pernah mengalaminya sendiri wkwk. Padahal akhirnya sama, ujung-ujunge ming serik sakdingklik tumpuk pitung-puluh telu, rasane ngilu koyo bar ketiban watu mergo ketipu. Lah gimana, niatnya menambah penghasilan apa daya uang malah melayang, hahaha.
Wah malah kepanjangan curhatnya. Fyi, ini artikel yang saya maksud. Selamat membaca.

Akal Sehat dan Lowongan Kerja Abal-Abal

Di Grup ICJ alias Info Cegatan Jogja, agaknya sedang ramai perihal penipuan lowongan kerja berbasis PT abal-abal. Salah satu kiriman dari anggota grup perihal pengalaman buruknya tertipu lowongan kerja apus-apusan alias tipu-tipu menuai hampir seribu komentar dan dibagikan oleh ratusan anggota lainnya.
Fenomena lowongan kerja tipu-tipu semacam ini sebenarnya adalah fenomena klasik, hanya saja, tiap waktu selalu saja ada korban-korban baru.
Oh ya, bagi yang belum tahu tentang fenomena ini, biar saya jelaskan sedikit, biar nggak cuma ndomblong dan bisa mengikuti sampai akhir.
Jadi begini alurnya. Sebuah perusahaan (yang sudah barang tentu abal-abal) memasang iklan lowongan kerja di koran, internet, atau lewat pamflet murahan (sebab memang cuma pamflet hasil fotokopi HVS yang blas nggak ada artsy-artsy-nya) yang ditempel di tiang listrik atau tembok-tembok di pinggir jalan. Biasanya lowongan untuk posisi administrasi dengan gaji yang cukup menggiurkan, antara 1,5 sampai 2 juta sebulan. Lowongannya tentu dibikin semenarik mungkin, kriteria dan persyaratannya pun dibikin semudah mungkin agar banyak orang yang tertarik.

Nah, singkat cerita, si pencari kerja yang tertarik dengan iklan tersebut akan menghubungi nomor yang tertera di dalam iklan. Mereka kemudian dijanjikan untuk wawancara di kantor.
Si pencari kerja lantas datang ke kantor, dengan semangat yang menyala mburap-mburap, wajah semringah, dan pengharapan yang begitu indah, tentunya.
Pengharapan si pencari kerja perlahan akan mulai luntur begitu ia tiba di kantor, sebab kantor yang ia datangi rupanya tak ubahnya ruko atau rumah sederhana yang kemudian dipaksakan untuk dibuat menjadi selayaknya kantor. Sangat tidak meyakinkan untuk sebuah kantor.
Pengharapan si pencari kerja kembali luntur, kali ini karena ia dimintai uang sejumlah ratusan ribu yang konon katanya untuk biaya wawancara dan training, yang mau tak mau harus ia bayarkan jika ia ingin lolos.
Nah, pada akhirnya, pengharapan si pencari kerja akan benar-benar kandas begitu tahu kalau ternyata pekerjaan yang harus ia lakukan bukanlah kerja di bidang admin, melainkan pekerjaan sebagai tukang wawancara orang yang mencari kerja, yang mana nantinya si pencari kerja ini lagi-lagi akan dapat pekerjaan juga sebagai pewawancara pencari kerja, dan begitu seterusnya, seterusnya, dan seterusnya, sampai Anggun jadi duta sampo lain.
Oke, sampai di sini sudah mulai jelas kan di mana letak bajingannya?

Nah, skema lowongan kerja tipu-tipu ini modusnya bermacam-macam. Selain modus yang barusan saya tulis itu, ada juga modus yang lain lagi, di antaranya adalah lowongan berlabel sales sampai lowongan ala tukang ngelem benang teh celup. Walau modusnya berbeda-beda, tapi konsepnya sama saja: mencari orang lain untuk kerja dengan job desk mencari orang lain lagi untuk kerja.
Saya paham betul akan hal ini, sebab … sebab … saya sendiri pernah jadi korbannya. Duh gusti, betapa saya tak menyangka, redaktur-cum-cendekia nan intelek seperti saya ternyata pernah juga jadi korban lowongan tipu-tipu macam begini.
Saya masih ingat betul dengan peristiwa yang sebenarnya tidak pernah ingin saya ingat-ingat lagi itu. Sebuah peristiwa yang, jika ingatan saya tidak berkhianat, terjadi di tahun 2010.
Setelah lulus SMA, saya merantau ke Jogja dan bekerja selama satu tahun sebagai tukang jaga warnet, atau sebut saja operator warnet biar lebih estetis. Setelah satu tahun berjalan, warnet tempat saya bekerja itu kemudian berganti manajemen pengelolaan dan dipindah ke Magelang. Saya tetap tinggal di Jogja untuk kemudian mencari pekerjaan lain.
Nah, di titik itulah pengalaman pahit saya bermula. Mencari kerja di Jogja ternyata gampang-gampang susah: carinya gampang, dapetnya yang susah.
Hampir tiga bulan saya tinggal di Jogja tanpa pekerjaan, padahal waktu itu saya harus bayar kos, juga harus makan sebab saya bukan pohon trembesi yang bisa kenyang hanya dengan berjemur dan berfotosintesis. Pendapatan saya waktu itu hanya bergantung dari hasil jualan kaos secara online yang hasilnya minim dan tak menentu. Intinya, saya butuh pekerjaan tetap.
Maka, makanan saya sehari-hari kala itu selain Indomie rebus dan tempe goreng adalah koran Kedaulatan Rakyat, wabil khusus halaman lowongan pekerjaan. Rutinitas pagi sehari-hari saya kala itu ya cuma nonton Upin-Ipin disambi nyetabilo lowongan-lowongan yang memungkinkan bagi lulusan SMA.

Takdir kemudian mempertemukan saya dengan iklan lowongan pekerjaan yang sangat-sangat menggiurkan—tapi bajingan—itu: lulusan SMA, bagian administrasi, gaji 1,5 juta sebulan (ingat, ini 2010, angka 1,5 juta sangat besar kala itu). Sungguh sebuah lowongan yang kehadirannya bagaikan orson dingin di tengah dahaga yang sedang memuncak.
Maka, tak perlu menunggu lama, segera sama menghubungi nomor yang tertera di iklan tersebut. Tak berselang lama, pesan saya berbalas. Saya disuruh datang keesokan harinya ke alamat kantor di sekitaran Jalan Perintis Kemerdekaan, Umbulharjo.
Paginya, saya pun datang dengan pakaian yang paling saya banggakan. Dengan sisiran yang paling rapi dan paling setil.
Di sana, saya diminta membayar sejumlah uang, katanya untuk biaya dokumen dan wawancara (saya agak lupa berapa nilai persisnya). Saya kemudian diwawancarai oleh seseorang yang kalau tidak salah namanya Ibu Dian. Seorang wanita setengah baya yang, saya akui, tubuhnya cukup sintal dan menggoda.
Optimisme yang tinggi, ditambah dengan tampilan Ibu Dian yang membikin dada saya senantiasa berdesir membuat saya tidak menaruh kecurigaan sama sekali. Terlebih ketika saya mendapat sinyal kalau saya diterima.
Kekecewaan itu akhirnya datang tatkala saya tahu kalau job desk pertama saya ternyata adalah menjual tuksedo. Dan lebih buruk lagi, saya harus menjual tuksedo itu dengan harga, kalau tidak salah, 1,2 juta. Duh gusti, paringono ekstasi.
Bu Dian berdalih bahwa menjual tuksedo itu hanyalah bagian dari tes penerimaan. Lha kan *piip*(sensor), saya ndaftarnya jadi administrasi, tapi tesnya bukan tes mengoperasikan komputer atau MS Office, atau tes lain yang lebih kontekstual, tapi malah disuruh jual tuksedo. Lha mbok dibayangkan. Saya yang dengan pakaian semahal apa pun tetap kelihatan dekil disuruh menjual tuksedo seharga 1,2 juta. Untung kalau ada yang beli, lha kalau saya malah dituduh sedang menjual tuksedo hasil maling dari butik terkenal? Lha bobrok bakule slondok!
Singkat cerita, saya memutuskan untuk berhenti bertindak konyol. Saya pamit sama Ibu Dian, meninggalkan kantornya, dan tentu saja, merelakan uang yang sudah kadung saya keluarkan.
Saya akhirnya pulang ke kos dengan wajah yang paling ndembik. Merenungkan betapa bodohnya saya karena tidak berpikir jauh. Mana ada pekerjaan admin untuk lulusan SMA bergaji 1,5 juta tapi kantornya cuma kios kecil berukuran tak sampai 3 x 5 meter persegi.
Semenjak saat itu, saya mulai menanamkan kebencian kepada PT-PT apus-apus yang dengan teganya menjual harapan para pencari kerja dengan kepalsuan.

Kebencian ini kemudian mulai menampakkan kesuburannya saat saya dipertemukan dengan seseorang asal Kediri. Saya tak ingat namanya, dan untuk memudahkan cerita, sebut saja dia dengan panggilan Sondeng.
Ia datang jauh-jauh ke Jogja untuk mencari kerja. Di Jogja, ia tinggal sama kakaknya yang ndilalah satu kos sama saya. Saya dan Sondeng cepat akrab; dia teman yang baik dan ideal walau sejujurnya, selera humornya agak memprihatinkan. Keakraban kami terjalin cukup erat. Ia bahkan lebih banyak tidur di kamar saya ketimbang di kamar kakaknya.
Suatu pagi, dengan pakaian yang begitu rapi dan wajah yang begitu semringah, ia izin sembari meminta saya mendoakannya, sebab ia akan melamar kerja di tempat yang lowongan pekerjaannya ia baca beberapa waktu lampau.
Hanya butuh waktu tak sampai dua belas jam untuk membuat wajah semringah yang ia tunjukkan di pagi hari itu berubah menjadi wajah yang paling pating tlekuk bak celana dalam belum disetrika.
Taek tenan,” katanya
Kenapa e, Ndeng?” tanya saya
“Ternyata lowongan kerjanya cuma tipu-tipu, aku sudah bayar buat biaya formulir sama pendaftaran, ternyata kerjanya disuruh cari orang,” ratapnya
Saya tak bisa berbuat apa-apa selain memberinya penghiburan dan mengajaknya keluar untuk makan, mencoba mengademkan hatinya.
Kekecewaan ini kelak membuat Sondeng pulang ke Kediri.
Belakangan baru saya ketahui, perusahaan apus-apus yang menipu kawan saya ini ternyata adalah salah satu perusahaan di bilangan Denggung yang memang sudah terkenal menjadi dedengkot lowongan kerja tipu-tipu.
Tak berselang lama, mengikuti jejak Sondeng, saya pun juga pulang ke Magelang dan kembali menjalani karier saya sebagai penjaga, eh, maksud saya, operator warnet.

Dasar nasib, di Magelang, rupanya saya masih juga bergesekan dengan kisah perusahaan tipu-tipu. Kali ini adalah kawan dekat sekaligus tetangga sekaligus pelanggan tetap warnet saya. Sebut saja ia Gudel. Ia menceritakan niatnya untuk mendaftar kerja sebagai tukang lem benang teh celup. Tentu saja saya kaget tratapan.
Saya sudah paham nglothok akan modus lowongan berbasis pengeleman benang teh celup ini, maka sebagai kawan yang baik, saya berusaha menyadarkan kawan saya yang sedang mempersiapkan jalan menuju kemalangannya ini.
“Ini bukan tipu-tipu, Gus. Ini asli,” kata Gudel gigih saat saya berusaha menjelaskan padanya bahwa lowongan kerja pengeleman benang teh celup itu palsu adanya.
“Aduuuh, Del. Percaya sama aku, itu cuma tipu-tipu,” terang saya. “Nanti kamu memang bakal dapat job ngelem benang teh celup, taruhlah satu boks dapat 50 ribu, memang lumayan, tapi nanti, untuk bisa mendapatkan boks-boks berikutnya, kamu harus bisa mencari kawan lain yang mau ikut kerja ngelem juga, ini MLM menungso, Del!”
“Kamu itu ngeyel, memangnya kamu pernah ndaftar?”
“Ya belum, tapi aku tahu skemanya,”
“Lha gene kamu sendiri belum pernah ndaftar.”
Saya kalah cocot, kalah omong. Dan pada akhirnya, saya hanya bisa pasrah.
Yang terjadi selanjutnya adalah … ah, saya tak ingin menceritakannya. Sungguh, di titik itu, saya merasa begitu gagal sebagai seorang kawan sebab saya tak bisa menunjukkan jalan yang baik dan benar untuk kawan saya sendiri.

Sekarang, sudah enam tahun berselang. Saya sudah hampir melupakan kisah pengalaman saya dan dua kawan saya tentang lowongan kerja tipu-tipu itu. Hingga kemudian, ingatan memaksa saya untuk mengingatnya kembali setelah membaca postingan soal PT tipu-tipu di Grup Info Cegatan Jogja itu.
Saya membacanya dengan kemirisan yang teramat sangat. Komentar-komentar yang masuk cukup menarik. Ada beberapa orang yang sharing kisahnya yang juga pernah jadi korban, ada yang berbagi informasi seputar lowongan tipu-tipu, ada yang cuma sekadar “bantu up lur, ben mumbul”, pun ada  yang malah berkomentar dengan nada yang terkesan menyalahkan si korban.
“Mangkanya, sebelum mendaftar pakai akal sehat.”
Untuk yang saya sebut terakhir ini, rasanya ingin sekali saya datangi orangnya, kemudian saya kremus wajahnya.
Enak saja dia bilang perihal akal sehat. Dia pasti tidak paham, betapa akal sehat tidak berlaku untuk lelaki yang harga dirinya terancam sebab tak punya pekerjaan. Dan betapa akal sehat … ah … *piip*. . . (ijin saya sensor ya mas Agus)

Penulis artikel: Agus Mulyadi, Sumber: mojok.co

Keterangan:
sedih nggak ketulungan: sedih sekali
guyonan: candaan
sakpenake dewe: seenaknya sendiri
ora tego njaluk wong tuo: tidak tega meminta orang tua
diubleg-ubleg: diaduk-aduk
ketipu: tertipu
ngeyel: keras kepala
pokoke mirip wong lagi kasmaran lah, uangel tenan kandanane: pokoknya mirip orang yang lagi jatuh cinta lah, sangat amat sulit dinasihati
ujung-ujunge ming serik: ujung-ujungnya cuma dongkol
serik sakdingklik tumpuk pitung-puluh telu: ungkapan untuk menyatakan rasa dongkol yang teramat sangat
rasane ngilu koyo bar ketiban watu: rasanya ngilu seperti habis kejatuhan batu
mergo: gara-gara
apus-apusan: bohongan
ndomblong: melongo
blas: sama sekali
mburap-mburap: semacam "cerah bersinar"
paringono: berikanlah
bobrok: rusak
bakule: penjualnya
bobrok bakule slondok: salah satu ungkapan pisuhan, semacam pengganti "please deh"
ndembik: semacam nggak enak dilihat/ngenes
ndilalah: kebetulan
pating tlekuk: tertekuk
tenan: beneran
paham nglothok: benar-benar paham
menungso: manusia
cocot: bahasa kasar "mulut"
kremus: semacam diremuk dengan mulut
kaget tratapan: kaget teramat sangat

Wednesday 22 March 2017

To Read Book Lists

Seperti biasa, banyak buku yang ingin dibaca, tapi entah berapa persen yang tidak hanya menjadi wacana, wkwk. Kebanyakan adalah buku lama juga, entah mau nyari dimana.
Pertama di list tentu saja lanjutan dari "Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan". Novel tentang kisah Nabi Muhammad SAW (non fiksi) dan kisah tentang Khasva yang hidup pada jaman Nabi Muhammad SAW, sosok yang memiliki rasa penasaran yang tinggi perihal datangnya Nabi terakhir yang dijanjikan (fiksi). Keberanian Tasaro GK dalam mengisahkan Nabi Muhammad SAW bukan sebagai pure buku biografi patut diapresiasi. Bukan hal yang mudah dan mungkin akan menuai banyak pro-kontra. Namun, saya rasa berdampak positif karena bagi yang masih merasa berat membaca buku biografi Nabi Muhammad mungkin bisa memulainya dari novel ini. Sisi Tasaro GK yang saya sukai adalah ia dapat membawa pembacanya hanyut dalam ceritanya menuju penghayatan yang mendalam. Fyi, hujan dalam buku tetralogi Muhammad maksudnya adalah wahyu Tuhan.
Berikut adalah daftar buku yang ingin saya baca:
1. Muhammad: Sang Pengeja Hujan - Tasaro GK (4.35/5, 831 ratings, 2011)
2. Muhammad: Sang Pewaris Hujan - Tasaro GK (4.52/5, 93 ratings, 2016)
3. Muhammad: Generasi Penggema Hujan - Tasaro GK (4.61/5, 46 ratings, 2016)
Buku selanjutnya adalah buku-buku berbau sejarah. Saya tergelitik untuk membaca novel-novel berikut ini setelah membaca buku "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer.
4. Jejak Langkah - Pramoedya Ananta Toer (4.33/, 3537 ratings, 1985)
5. Rumah Kaca - Pramoedya Ananta Toer (4.28/5, 2619 ratings, 1988)
6. Arus Balik - Pramoedya Ananta Toer (4.33/5, 1047 ratings, 1995)
7. Burung-Burung Manyar - Y.B Mangunwijaya (4.1/5, 2664 ratings, 2004)
8. Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie (4.08/5, 3027 ratings, 2005) 
9. Para Priyayi - Umar Kayam (4.13/5, 1798 ratings, 1992)
10. Muhammad Al Fatih 1453 - Felix Y Siauw (4.44/5, 1640 ratings, 2011)
Selanjutnya adalah novel-novel ringan. Sudah lama sekali tidak menyentuh novel semacam ini. Novel yang bisa dikatakan cukup menghibur di kala suntuk. Tidak perlu mengerutkan kening untuk membacanya. Berbicara mengenai novel ringan saya teringat novelnya Nina Ardianti yang berkolaborasi dengan Moemoe Rizal. Novel berikut unik karena ditulis oleh dua pengarang, Nina mewakili sudut pandang tokoh perempuan dan Moemoe mewakili sudut pandang tokoh laki-laki.
11. Fly to The Sky - Nina Ardianti dan Moemoe Rizal (3.98/5, 1382 ratings, 2012)
Nah selanjutnya, cuma gara-gara liat spoiler novel berikut ini saya jadi penasaran pengen baca novelnya Pidi Baiq:
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja"
Meski penulisnya cowok, novel berikut romantis abis, dan juga laris. Super ringan dan kocak, walaupun agak "iyuh" sih kayaknya.  
12. Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 - Pidi Baiq (4.18/5, 7772 ratings, 2014)
13. Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 - Pidi Baiq (3.98/5, 5009 ratings, 2015)
14. Milea: Suara Dari Dilan - Pidi Baiq (4.16/5, 1705 ratings, 2016)
Berikutnya adalah kisah ayah yang romantis, mengangkat tema keluarga dan penuh inspirasi. Gaya bahasa nggak serius-serius amat dan nggak ngebosenin. Termasuk dalam daftar buku yang dapat memberi pengaruh positif.
15. Sabtu Bersama Bapak - Adhitya Mulya (4.27/5, 4248 ratings, 2014) 
List selanjutnya adalah tulisan mbak Windry yang dikenal lugas, tanpa basa-basi, apa adanya, dan seringnya "mak jleb"
16. Memori - Windry Ramadhina (3.91/5, 1497 ratings, 2012)
Kemudian berdasarkan rekomendasi teman saya, anak sastra yang tentunya bacaannya segudang, -novel semacam teenlit- yang bagus adalah novelnya Ilana Tan. Denger namanya yang unik dan semacam keren gimana gitu, saya pun berekspektasi kalau novelnya bagus hehe. Ilana Tan ini ternyata adalah penulis misterius, tidak mau membeberkan jati dirinya. Googling sekedar pengen tau dia cowok atau cewek pun tidak bisa ditemukan. 
17. Autumn in Paris - Ilana Tan (4.07/5, 9144 ratings, 2007)
Selanjutnya yaitu tentang kisah perjalanan. Berhubung belum punya kesempatan melihat Indonesia dari jauh, jadi yaa baca-baca perjalanan orang lain dulu lumayan juga.
18. The Naked Traveler: 1 Year Round The World Trip Part 1 - Trinity (4.04/5, 416 ratings, 2014)
19. Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan: Agustinus Wibowo (4.29/5, 1443 ratings, 2013)
20. Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah - Agustinus Wibowo (4.2/5, 1192 ratings, 2011)
Kemudian, yang berikut ini masuk list karena judulnya yang ece-catching.
21. The Hundred-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared - Jonas Jonasson (3.81/5, 128571 ratings, 2009)
Nah kalau yang ini random sih. Gara-gara pernah baca artikel di time.com kalau nggak salah.
22. A Tale of Two Cities - Charles Dickens (3.81/5, 658872, 2003)
Selanjutnya adalah kumpulan cerpen. Lumayan untuk selingan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca. Tidak harus menyelesaikan langsung semuanya karena penasaran terhadap kelanjutan cerita. Kalau nggak suka salah satu atau beberapa cerpen bisa di skip.
23. Menuju(h) - Aan Syafrani (3.48/5, 243 ratings, 2012)
24. Sepotong Senja Untuk Pacarku - Seno Gumira Ajidarma (3.94/5, 1216 ratings, 2002)
25. Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi - Seno Gumira Ajidarma (3.7/5, 615 ratings, 1995)
26. Sebuah Pertanyaan untuk Cinta - Seno Gumira Ajidarma (3.73/5, 689 ratings, 2003)
27. Kambing dan Hujan: Sebuah Roman - Mahfud Ikhwan (4.02/5, 198 ratings, 2015)
28. Si Janggut Mengencingi Herucakra - A.S. Laksana (3.67/5, 73 ratings, 2015)
Berikutnya adalah tentang kisah nyata mengenai semangat perjuangan tokoh dalam hal berbagi dan membawa perubahan. Dialah Butet Manurung, salah seorang pelopor Sokola Rimba, sekolah bagi suku di pedalaman Jambi.
29. Sokola Rimba: Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba - Butet Manurung (4.19/5, 629 ratings, 2007)
Selanjutnya, buku dari tokoh muslimah yang menginspirasi. Semoga isi buku ini tidak hanya terlalu banyak quote tapi juga penuh pengalaman yang inspiratif.
30. Awe-Inspiring Me - Dewi Nur Aisyah (4.0/5, 6 ratings, 2017)
Terakhir adalah buku yang baru sebagian dibaca dan masih saja belum terselesaikan. 
31. The Alchemist - Paulo Coelho (3.81/5, 1389169 ratings, 1993)
32. Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik - Martin Lings (4.55/5, 6628 ratings, 2007)
Sekian. Mungkin ada rekomendasi buku bagus dari kalian?
Sumber: goodreads.com, diakses pada 23 Maret 2017







Friday 3 March 2017

Kamu Anak Teknik UGM?

Sebelumnya mohon maaf kalau konten tidak sesuai ekspektasi wkwkwk
Beberapa hari yang lalu saya mengikuti tes rekrutmen Djabesmen.Co di Wisma Syantikara, Jl. Colombo, Yogyakarta. Setelah tes usai, yaitu sekitar pukul lima sore, saya pun pulang dan berjalan ke parkiran. Suasana sudah sepi, hanya tinggal motor saya dan teman saya. Dan saya dikejutkan dengan helm hitam merk JIVI berstiker UGM dan Fakultas Teknik yang tiba-tiba sudah ada di motor saya. Kemungkinan tertukar dengan helm RN berwarna hitam milik saya.
Beberapa teman saya bilang, "dituker kali", tapi cukup heran aja sih kalau beneran dituker mengingat bahwa:
1. Helm saya bukan helm bagus
2. Kaca helm saya sudah tidak bening
3. Dengan melihat stiker yang tertempel, kemungkinan milik anak Teknik UGM. Masa iya anak Teknik UGM mentalnya tukang nuker helm?
Kemungkinannya:
Si A pemilik helm tersebut parkir motornya deket saya. Si B menjatuhkan helm A dan helm saya, kemudian helm A ditaruh di motor saya dan sebaliknya. Si A pulang. Mungkin saking frustasinya karena nggak lolos tes sampai-sampai tidak menyadari kalau helmnya menjadi agak aneh. 
Nah, siapa tau kalian yang baca ini adalah si A yang juga sedang bingung mau menukar helmnya karena di helm saya tidak saya cantumkan nomor hp saya. Yaiyalah.
Saya sih mikirnya bukannya pake helm milik orang lain meskipun bagus tetap nggak nyaman ya di kepala? Dan helm jivi ini longgar banget buat kepala saya. Kalau berkendara dari Teknik UGM ke Mirota Kampus, helmnya lama-lama merosot nutupin mata. Kalau buat ngebut apalagi :"
Saya sudah tidak berharap helm saya balik kok, tapi kalau balik ya masih diterima. Setidaknya udah lega kalau udah usaha nyari dan numpahin uneg-uneg disini, wkwkwk.
Sekian. 

Thursday 2 March 2017

Ahmad Ataka: Bergerak Menginspirasi, Menuntut Ilmu dengan Kesungguhan Hati


Muda, berprestasi, tetapi tetap rendah hati. Dialah Ahmad Ataka, penulis buku “Inspirasi dari Tanah Eropa” yang saat ini sedang menempuh studi doktoral bidang Mechatronics, Robotics, and Automation Engineering di King's College London. Sosok yang tidak hanya berani bermimpi, tetapi juga mau bekerja keras mewujudkannya. Namanya mulai diperbincangkan publik sejak dikabarkan oleh media bahwa Ataka menjadi satu-satunya orang Indonesia yang terlibat dalam proyek STIFF-FLOP, sebuah proyek pengembangan soft robot elastis untuk keperluan bedah tubuh manusia. Proyek ini berada di bawah naungan European Commission yang melibatkan 12 institusi dari berbagai lembaga riset dan universitas ternama di Eropa. Putra sulung dari alm. Ahmad Taufiqurrohman dan Nur Hilawah yang memiliki nama panjang Ahmad Ataka Awwalur Rizqi ini pernah berujar bahwa baginya nama tak hanya sebatas doa orang tua, tetapi juga sebuah tanggung jawab. Memiliki nama yang berarti “orang terpuji yang kedatangannya menjadi rizki” mendorongnya untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang semakin pantas mengemban amanah dari namanya.

Sunday 19 February 2017

Terima Kasih Telah Menulis

In this evening, I have nothing to do as usual, yeah being unemployed is killing me wkwkwk. So, I'm doing this random activity, writing things down in an effort to be "productive". It's also one of my "to do list", writing in english to improve my english skill. I will be happy if you willing to leave comment for correcting my abal-abal english.