Wednesday 10 July 2013

Bakwan Jagung dari Tepung Tapioka

Saya mau sedikit berbagi cerita nih pembaca. Bukan cerita tentang bagaimana resep membuat bakwan dari tepung tapioka. Bukan penemuan resep masakan baru. Ini tentang kekonyolanku, atau sebut saja kebodohanku juga boleh, hehe.
Malam ini malam terawih kedua di bulan ramadhan tahun ini. Kebetulan saya sedang ada dirumah. Libur, sedang tidak ada kegiatan kampus. Seperti biasa saya dan tetangga-tetangga melaksanakan ibadah terawih bersama di mushola desa kami. Setelah sholat terawih usai, kegiatan dilanjutkan dengan tadarus bersama. Buat yang tidak tahu, tadarus itu mengaji atau membaca Al Quran bersama-sama. Nah, setelah selesai tadarus ada yang namanya jaburan. Jaburan itu makan makanan kecil usai terawih dan tadarus. Jadi, setiap rumah pada hari tertentu mendapat bagian untuk mengirimkan makanan tiap malamnya.
Malam ini, ada yang membawa tempe goreng, ketela, gondang gandug, dan bakwan jagung.
Sembari mengobrol saya mencomot bakwan jagung dan mulai mengunyahnya. Begitupun teman saya. Gigitan pertama. Gigitan kedua. Kemudian saya mengalihkan tatapan saya dari bakwan ke arah teman-saya-yang-juga-sedang-makan-bakwan. Teman saya balas menatap saya dengan tertawa setengah meringis sambil melirik bakwan jagung di tangannya.
Haha ternyata bukan saya saja yang merasakannya. Bakwan jagung ini aneh, rasanya ulet, tidak renyah. Kemudian dalamnya agak keras, dan jagungnya setengah gosong. Sampai sampai sebelumnya saya mengira itu bakwan kacang *emang ada?
Keanehan rasa bakwan itu terbukti dengan banyaknya bakwan yang tersisa, tidak ada yang mau membawanya pulang seperti biasanya.
Setelah mushola sudah lumayan sepi, kami bergosip tentang bakwan itu.
"Kasian ya nggak laku, tapi emang rasanya aneh sih"
"Iya, kayak belum matang gitu ya"
"Bukan belum matang, tapi ini kayaknya bukan dari gandum (tepung terigu) deh"
"Maklum, yang buat kan Bu X, udah tua juga"
"Iyasih mungkin keliru pake pati (tepung tapioka) ini haha ada ada saja"
Kemudian kami saling menunjuk untuk membawa pulang bakwan aneh ini. Intinya, tidak ada yang mau makan lagi setelah mencobanya tadi. Dan kami semakin terbahak ketika tadi ada Si Bu Y yang biasanya maruk (rakus) bawa makanan tiba tiba tidak mau sewaktu tau yang tersisa adalah bakwan jagung.
Kemudian saya teringat sesuatu dan saya langsung nyeletuk "Lhoh, padahal tadi si Bu X beli gandum di warung ibuku"
Semua langsung menoleh ke arahku dan serentak bilang "Paraaaah pasti kamu salah ngasih. Pasti kamu kira kamu ngasih gandum padahal itu pati" 
Yang lain menambahkan "Iyaaa dan Bu X kan sudah pikun jadi ya mana ngerti protes, mungkin dia juga nggak nyadar sampai sekarang"
Semua menertawakanku. Aku mati kutu.
Sampai dirumah karena penasaran aku langsung mengecek dan bertanya pada ibuku. Dan ternyata bener aku salah. Aku ngasihnya pati bukan gandum. Dan parahnya lagi, padahal ada tulisannya di kotaknya mana gandum mana pati.
Sok tau saya berakibat fatal. Cuma masalah sepele tapi efeknya.........
Kasian Bu X. Saya jadi merasa bersalah, padahal tadi saya juga ikut andil dalam menertawakan bakwan aneh itu.
Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini adalah jangan sok tau, tanya kalau nggak tau, jadi orang yang teliti. Besoknya, saya langsung ke rumah Bu X buat minta maaf.
Oh iyaa ini nih bukti kalau mereka kembar
Tepung Terigu
Tepung Tapioka



Hampir sama kan sekilas? Sama kan? Beda sih sebenarnya ._.
Kemudian setelah saya tanya Om Google ternyata bedanya adalah tekstur gandum lebih lembut.

ps: pati itu sinonimnya tepung tapioka kan? atau saya sok tau lagi? :(

1 comment:

  1. Saya buat bakwan jagung sama tapioka hasilnya enak kok, kenyal terus lembut.. :D

    ReplyDelete