Saturday 24 May 2014

Moral value 'The Devil Wears Prada'

The Devil Wears Prada. Ada yang pernah nonton? Kalau belum nonton dan lagi bosen nonton film action ataupun horror, nonton ini aja. Ini film udah lama banget, film jaman 2006, tapi aku juga baru nonton wkwk.
Film ini menceritakan tentang seorang fresh graduate bernama Andrea (Anne Hathaway) yang tak kunjung mendapat pekerjaan dan akhirnya memutuskan melamar kerja di majalah fashion RUNWAY yang kalau dipikir-pikir nggak ada nyambungnya sama Andrea,  seseorang yang memiliki cita-cita menjadi seorang journalist, tidak menyukai fashion dan tentunya bukan seseorang yang fashionable. Saat memasuki kantor ia disambut dengan tatapan aneh oleh Emily, asisten pertama Miranda. Tatapan yang berarti 'orang dengan baju murahan dan sudah jelas tidak tahu-menahu fashion ingin menjadi asisten Miranda? Miranda (Merlyn Streep) adalah Senior Editor yang sangat disegani dan terkenal perfectsionis, ambisius dan keras, dalam hidupnya tidak ada plan B, yang ada hanya plan A. Menariknya, Miranda berminat mewawancarai Andrea.
Andrea, meskipun sudah tidak berharap banyak tetap berusaha mempromosikan dirinya. Dia mengatakan bahwa dia lulusan Northwesten University, sudah banyak memenangkan karya tulis. Dia juga berkata, 'Saya memang bukan seseorang yang fashionable, tapi saya cerdas dan saya mau bekerja keras.'
Cerdas dan bekerja keras, itulah yang membuat Miranda akhirnya menerima Andrea karena selama ini asistennya kerap mengecewakannya. Miranda hanya mencoba peruntungannya dengan memiliki asisten yang berbeda dari biasanya, mungkin ada harapan. Beberapa waktu bekerja, ternyata Miranda tetap dibuat kecewa oleh asisten barunya.
Andrea merasa stres dan putus asa. Dia merasa sudah sangat bekerja keras memenuhi permintaan Miranda yang sangat-amat-banyak-sekali-dan-harus-segera-cepat-dipenuhi. Dia sudah mengorbankan waktu untuk keluarganya, dia sudah mengurangi waktu untuk teman-temannya dan juga Nate, pacarnya. Dia hanya gagal 1x tetapi reaksi Miranda keterlaluan, seakan-akan dia tidak pernah melakukan hal yang benar.
Andrea akhirnya bercerita pada Nigel, art director RUNWAY. Nigel hanya mengomentari cerita Andrea dengan santai. Dia berkata bahwa menurut Nigel, selama ini Andrea belum bekerja keras. Nasihat dari Nigel, bekerja di RUNWAY harus ekstra bekerja keras dengan seluruh hidupmu, istilah lainnya mungkin rela mati demi agar tugas bisa terpenuhi dengan sempurna. Andrea akhirnya mencoba paham dan dia pun mulai berubah. Sejak itu, Andrea menjadi lebih bekerja keras dari biasanya, dia pun mau mencoba menjadi seorang yang fashionable dengan bantuan baju dan aksesori pilihan Nigel. Namun, dia lagi-lagi melakukan kesalahan, suatu hal yang kemudian membuat Miranda kemudian iseng memberikan perintah yang tidak masuk akal karena kesal, yaitu membelikan anaknya buku Harry Potter seri selanjutnya yang belum terbit. Ajaibnya, Andrea tetap bisa mendapatkan copy-an manuscriptnya berkat pertolongan Christian, rekannya yang seorang penulis terkenal yang mempunyai banyak koneksi. Sejak saat itu, Miranda jarang marah padanya. Andrea semakin gesit memenuhi perintahnya hingga puncaknya Andrea diajak Miranda menemaninya fashion show Summer Fall di Paris yang awalnya ditujukan pada Emily. Keputusan yang berat karena itu berarti ia akan menyakiti Emily, ia tahu Emily sangat amat memimpikan hal itu bahkan sudah menyiapkan segalanya untuk itu. Akan tetapi, Andrea tidak punya pilihan. Meskipun sebenarnya pilihan itu selalu ada, yaitu memilih terus bekerja dengan Miranda dan mengalami hidup seperti saat dia sekarang atau pergi dan memulai hidup baru dengan pekerjaan baru. Akhirnya, Andrea memilih meninggalkan Miranda. Sebenarnya sedikit banyak keputusannya terinspirasi dari Miranda yang memilih keluarganya dan memberikan jabatannya pada orang lain daripada tetap berkarir namun keluarganya berantakan.
Endingnya, Andrea memberikan koleksi baju dll yang dia dapat dari Paris kepada Emily (toh dia tidak akan pernah memakainya),  dan dia kembali lagi bersama Nate setelah sempat putus saat Andrea akan pergi ke Paris (salah satu penyebab mereka putus adalah karena kedekatan Andrea dengan Christian). Dia sadar apa yang Nate bilang adalah benar dan Andrea pun segera mencari pekerjaan baru. Hidupnya pun lebih nyaman dan dia tidak resah karena memiliki waktu yang lebih banyak bersama keluarga, teman-temannya, dan Nate.
Saya suka moral value dalam film ini, yaitu memilih apa yang baik untuk diri kita dan berani menolak yang tak sesuai dengan value kita. Untuk apa kita bertahan pada suatu hal yang kita sendiri tidak nyaman dengan hal itu? Untuk apa kita bertahan pada suatu hal yang membuat kita selalu gelisah karena suatu hal tersebut menyakiti orang-orang yang kita sayangi? Be Realistic.
Jangan mau seperti Andrea yang hidupnya selalu tersita untuk bosnya. Prioritas utamanya adalah bosnya. Bahkan janji dinner dengan ayahnya -yang sangat jarang terjadi karena kesibukannya- berganti dengan mencari tiket pesawat dadakan tugas dari kerjannya, membuat ulang tahun Nate kacau, membuatnya menjadi jarang berkumpul dengan teman-temannya, membuat dirinya menjadi sedikit berubah pergaulannya, dan masih banyak lagi. Secara tidak langsung memang benar Andrea tidak bisa untuk menolak keinginan bosnya sehingga harus mengorbankan yang lain. Awalnya pacarnya mengerti akan kesibukannya. Teman-teman dan keluarganya mencoba memahami kesibukannya. Namun, kesabaran manusia ada batasnya. Andrea tidak bisa memaksa mereka untuk terus-menerus memaklumi. Jika saat dibutuhkan Andrea selalu tidak ada, mungkin mereka akan berhenti menaruh harapannya pada Andrea, mereka mungkin akan segera merelakan kehilangan Andrea, dan hidup mereka akan segera baik-baik saja tanpa Andrea. Beruntung sebelum semua itu terjadi Andrea segera menyadari kesalahannya sebelum ia kehilangan. Kehilangan kebahagiaan sejatinya. Akhir kata, film ini recommended buat ditonton. Apalagi acting dari Anne Hathaway dan Merlyn Streep sudah tidak diragukan lagi.

Hidup adalah pilihan. Meskipun terkadang sangat berat untuk memilih, untuk meninggalkan, untuk berani mengatakan tidak.

source image: www.apunkachoice.com

No comments:

Post a Comment