Thursday 24 December 2015

Pengalaman Tes Rekrutmen PT. PTI (Paragon Technology Innovation)

Iseng-iseng mengikuti tes Paragon. Kesempatan untuk cari pengalaman hehe. Iseng tapi serius sih. Iseng karena sebenarnya saya masih belum tahu pengen kerja dimana. Serius karena saya ingin mengetahui kemampuan saya dalam rangka persiapan tes menghadapi dunia kerja nantinya. Alhamdulillah lolos tahap satu. Tahap satu berupa psikotes sama tes Pauli. Kuncinya sih fokus, belajar berpikir cepat, dan selalu perhatikan instruksi dari depan. 
Tahap dua adalah wawancara tertulis dan tes kepribadian. Tesnya ada banyak, diantaranya adalah:
1. Menjawab 225 tes kepribadian dan sekitar 20 soal tentang kepribadian juga. Intinya memilih pernyataan mana yang lebih menggambarkan dirimu. Jawab saja dengan jujur. Kalau tidak jujur, selain nggak berkah, kalaupun lolos tahap ini nanti waktu wawancara emangnya bisa dijamin masih inget pilihan bohongmu apa? 
2. Wawancara tertulis, intinya menggali karaktermu dan sejauh mana kamu mengenal dan ingin bergabung dengan Paragon.
3. Psikotes Warteg, nggambar dan psikotes lainnya. Untuk psikotes sendiri yang paling penting adalah cepat kalau menurut saya. Semua orang pada dasarnya bisa mengerjakannya, kecepatannya yang berbeda. Cepat dan benar sih tentunya. Banyak-banyak latihan aja.
Pada tahap kedua ini saya tidak lolos. Tapi sekali lagi, tidak ada yang sia-sia. Namanya juga cari pengalaman. Pelajaran berharga yang saya dapat adalah:
1. Saat memilih posisi yang diinginkan jangan asal, wkwk. Waktu itu saya memilih PLDP yang sebenernya saya tidak tahu apa itu PLDP. Setelah dicari tahu ternyata merupakan bagian dari marketing kalau tidak salah dan bekerjanya di cabang (Distribution Centre), bukan di plant-nya.
2. Harus bisa mengungkapkan dengan baik kalau ada pertanyaan "Coba ceritakan tentang dirimu". Jadi, selain harus benar-benar mengenal diri sendiri, harus bisa mengkomunikasikan dengan baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, harus tahu mana yang penting untuk diceritakan dan tidak, serta pandai mempromosikan diri.
3. Harus mengenal dengan baik perusahaan dan sebaiknya kalau memang tidak ada minat untuk bergabung dengan perusahaan ya lebih baik tidak perlu melamar di perusahaan tersebut.
4. Ada salah satu pertanyaan yang mebuat saya menyadari suatu hal yang selama ini tidak saya sadari yaitu "Tuliskan kegagalan dan keberhasilanmu selama dua tahun terakhir". Kalau kita tidak bisa mengingatnya dalam satu menit, itu artinya kegagalan atau keberhasilan kita bukan sesuatu yang membekas, bukan sesuatu yang berperan dalam hidup kita. Kalau dalam bermenit menit kita bahkan tidak bisa menuliskannya, itu artinya mungkin kita enggan mencoba sehingga sedikit sekali pencapaian dalam hidup. Jadi, sebelum lulus mari perbanyak kegagalan *eh. Maksudnya, banyak-banyaklah mencoba, jangan pernah takut gagal. Perbanyak pengalaman mumpung masih ada kesempatan.


Ujian Mikrobiologi

Mata kuliah paling absurd. Sebenernya lebih absurd Filsafat dan Penciptaan Ilmu waktu semester awal dulu sih. Tapi berhubung udah semester tua, rasanya kalau masih ada mata kuliah absurd itu semacam aneh banget wkwkwk.
Mikrobiologi merupakan mata kuliah baru di pilihan minat yang saya ambil, yaitu minat Bioproses sehingga minat Bioproses menjadi genap 10 sks dengan bobot masing-masing dua sks per mata kuliah. Sebenarnya ada yang ''aneh'' dengan susunan mata kuliah minat Bioproses. Mata kuliah yang buka semester genap adalah Proses Industri Pangan dan Aplikasi Bioproses sedangkan mata kuliah yang buka semester ganjil adalah Mikrobiologi Industri, Dasar-dasar Bioproses dan Dasar-dasar Ilmu Pangan. Mata kuliah semester ganjil adalah mata kuliah dasar (termasuk mikrobiologi) sehingga tidak cocok untuk diambil sesudah mengambil mata kuliah PIPang dan ApBio, ditambah lagi mata kuliah Mikrobiologi ini menurut saya kurang jelas kesinambungannya dengan industri dan dengan mata kuliah minat pangan yang lain. Alhasil, setiap kamis jam 2 rasanya cuma pengen bolos terus :"""
H-1 sebelum ujian bahkan saya tidak berminat untuk membuka materi yang sudah didownload. Setiap akan membukanya selalu timbul pertanyaan "belajar mikrob buat apa sih". Seharusnya sih semua ilmu pasti ada gunanya, belajar apapun tidak ada yang tidak berguna, tapiiii anak-anak mikrob pasti tau lah ya kenapa tetap saja malas sekali belajar mikrob wkwkwkwk. Akhirnya H-1 saya malah sibuk mengerjakan T3 kemudian hari H tetap saja masih lebih memilih mengurus T3. Dan akhirnya, baru kali ini ujian benar-benar tidak membuka slide materi dengan alasan bukan karena nggak punya materinya tapi cuma karena males buka aja. 
Saya benar-benar "bodo amat" sama nilai yang keluar nantinya apa. Kalau memang nggak ada sense sama sekali yasudah tinggalkan. Jangan dicontoh ya. Orang yang kurang berpikir ke depan mah gini.
Saat ujian, 20 menit saya sudah selesai menyelesaikan soal sementara waktu pengerjaan soal adalah 90 menit (read: sudah putus asa, mau ngarang juga bingung mau ngarang apa, pertanyaannya aja asing gimana mau ngarang hahaha)
Tapii, ternyata tidak dibolehkan keluar sama Bu Sri, sang penjaga ruang ujian. Minimal 60 menit katanya. Tekkim mah gitu.
Berhubung bingung mau ngapain, akhirnya saya menulis surat untuk bapaknya. Kali kedua menulis surat saat ujian. Setidaknya kali ini lebih bermutu sih isinya hehehe. Isinya berupa kritik, saran, dan tentu saja permintaan maaf karena selama di kelas tidak pernah berhasil untuk memperhatikan. Tentu saja dengan bahasa yang sangat halus dan sopan (padahal dalam hati pengen curhat betapa mikrob itu sangat amat tidak jelas :""")
Akhirnya, surat saya bahkan lebih panjang daripada jawaban ujiannya wkwkwkwk. Bukan karena saking panjang suratnya, tapi saking pendeknya jawaban ujian saya.
Sekian curhat tentang ujian paling hina sepanjang kehidupan di Tekkim.