Portal akademik. Nano nano rasanya. Ada yang dibikin sedih,
tertawa bahagia, seneng, nangis, biasa saja, down, fly over, tertekan, tidak terima, pengen banting laptop,
dsb.
Saya termasuk yang “biasa saja” sih kayaknya. Kemarin saat akhirnya IP
muncul di portal yang ada di pikiran saya hanyalah “hahaha persis seperti
dugaanku, huruf-huruf yang tidak diinginkan muncul, IP turun, semua prediksi nilai tepat akurat kecuali
FPI yang mndapat sedikit keajaiban, alhamdulillah.”
Untuk berjaga
jaga, saya tidak akan menanyakan IP teman teman saya karena khawatir dapat
terjangkit penyakit iri, hehe
Esok harinya, IP ternyata lumayan mnjadi
trending topic di sosmed. Kemudian saya jadi teringat kata kata Ibu DPA saya saat KRS-an
dulu. “Sudah cukup bagus, dipertahankan ya”. Entah itu sekedar basa basi atau
tidak, saya menganggapnya serius. Sejak itu, saya berniat akan meningkatkannya,
belajar yang bener agar tidak mengecewakan ortu. Tapi waktu berlalu dan setan telah
mencuri niat saya. Saya lupa diri dan tiba tiba sudah UTS. Tiba tiba sudah
UAS. Dan ternyata, bisa sekedar mempertahankan pun ternyata tidak.
Teringat UAS beberapa pekan lalu. Sebagian besar soal UAS tidak bisa saya kerjakan dengan
maksimal, terutama BKTK (terimakasih kepada Pak R*hm*n dkk atas soalnya yang
unpredictable dan un'done'able), FPI (sumpaah ini feelnya nggak bisa dapet, mau
nyentuh aja rasanya udah enggan, apalagi menghafal kalimat demi kalimat fpi
yang begitu absurd, ditambah lagi dosennya yang ....... jadilah saat mengerjakan juga ........), KO2 (kalau rajin baca
solomon dan rajin latian soal pasti bisa, tapi masalahnya...............), MTK2
(ini udah belajar tapi ya tetep aja begitu ngerjain soal, muncul pertanyaan 'ini
apa sih'...), Gamtek (ternyata
teori juga banyak yang keluar, nggak cuma suruh nggambar), sisanya sudah
berusaha saya buang dari ingatan.
Ya, seperti paragraf diatas,
saya cenderung menyalahkan keadaan ya, hehe. Manusiawi, terkadang kita memang tergoda untuk
menyalahkan keadaan.
Dan sebelum kita terlarut dalam kekecewaan, keterpurukan, dan
ke-misuh misuh-an, simak baik baik
ini.
Apakah kita enjoy saat kuliah ?
Apakah kita fokus saat kuliah? Atau malah memikirkan hal
lain? Ataukah sibuk dengan gadget? Ataukah tidur ?
Apakah kita mengerjakan tugas dan PR dengan mandiri? Atau
hanya mengeluh dan terus mengeluh bahkan sebelum mencoba? Kemudian akhirnya,
kita hanya menyalin jawaban teman dengan cepat tanpa berusaha memahami.
Apakah ketika tidak paham, kita berusaha menurunkan gengsi
kemudian bertanya?
Apakah saat menjelang UAS kita berdoa dengan sepenuh hati
memohon petunjuk kepada Allah? Yap, bahkan saya hanya bisa mengingat saya melakukan
berdoa yang benar benar berdoa bisa dihitung dengan jari, salah satunya saat
SNMPTN dulu.
Kemudian, apakah kita terlalu sibuk dengan aktivitas lain sehingga
tidak ada waktu untuk belajar?
Apakah kita sudah punya passion? Sudah punya cita-cita? Target?
Jika belum, maka mungkin itu salah satu faktor
yang sangat dominan dalam hal penurunan semangat kita.
Masih banyak apakah yang
lain yang membuat kita memang seharusnya pantas mendapatkan nilai yang tidak memuaskan.
Pernah ada kakak angkatan yang berkata seperti ini, “Semester
awal itu masih mudah untuk mendapat IP bagus, manfaatkanlah dengan baik. Saya
menyesal tidak memanfaatkannya dengan baik, karena meskipun saya sudah berusaha
keras, semester semester berikutnya tidak mudah”. Mungkin ada yang biasa saja
membaca kalimat itu. Sekali lagi mungkin benar adanya, kita tidak akan tahu
bagaimana pahitnya keadaan sebelum kita mengalaminya sendiri.
Mungkin benar IP itu bukan sesuatu yang sangat penting. Yang
penting adalah kita harus tahu ilmunya. Tapi terkadang di dunia kerja, di
Indonesia, tidak bisa dipungkiri, ilmu kita pertama kali juga diukur dengan IP.
Dan tidak munafik, saya ingin mencicipi cumlaude. Agar sewaktu saya diwisuda
nanti bisa membuat orang tua saya bangga.
Menulis postingan ini saya jadi teringat kata kata saya
kemarin: quote
after seeing 'portal akademik': "next semester I will study hard, I won't
be lazy people like this semester", but the next semester the quote still
the same.
Quote saya semester lalu, dan juga semester ini. Semoga tidak
untuk semester tiga. Aamiin.
No comments:
Post a Comment