Monday 29 July 2013

Bedanya Kuliah dan Sekolah (Tips Sukses di Kampus) #2

Mungkin ketika SMA, kita iri melihat tetangga sebelah yang berstatus mahasiswa. Dia berangkat kuliah tak perlu pagi pagi buta, baju bebas, bahkan terkadang tidak berangkat kuliah sama sekali. Padahal setelah kuliah, kadang kita iri melihat anak SMA. Ya, itulah manusia haha
Sebelum mulai mengatur strategi sukses kuliah, kita perlu tahu medan tempur kita. Inilah perbedaan esensial antara belajar di SMA dan di Perguruan Tinggi
Tanggung Jawab Lebih Besar
Di SMA, hampir seluruh waktu belajar kita di sekolah sudah ditentukan. Intinya, wajib hadir di kelas pada semua mata pelajaran yang berlangsung pada jam yang hampir sama setiap hari. Istilahnya, tinggal ngikut lah
Di universitas, tidak semua dosen mewajibkan mahasiswa hadir. Terserah mau datang atau tidak. Meskipun tetap ada batas kehadiran minimum. Tapi jangan buru buru memutuskan hanya masuk saat ujian. Percayalah, kita akan ketinggalan banyak sekali kalau jarang masuk.
Berbeda pula dengan SMA, sering kali terdapat waktu kosong antara dua kuliah. Tergantung kita, mau dimanfaatkan untuk apa waktu kosong tersebut. Belajar? nongkrong? ngrumpi? maen kartu? browsing? jalan jalan? nge-game? Jawabannya terserah kita.
Tanggung jawab lain yaitu menyangkut status perantau yang disandang banyak mahasiswa. Jauh dari orang tua berarti kita harus mengelola keuangan sendiri, memperhatikan kesehatan, dan belajar mandiri tanpa ada yang harus mengingatkan.
Kecepatan Mengajar Lebih Tinggi
Pada awal awal kuliah, kita akan segera merasa bahwa dosen menyampaikan bahan dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada waktu kita di SMA. Bahan pelajaran SMA satu tahun bisa habis hanya dalam satu semester.
Meskipun ada sebagian mata kuliah yang serupa dengan pelajaran SMA seperti Fisika Dasar, Kimia Dasar, tapi tingkat kedalamannya sangat berbeda. Konsep sangat perlu dimengerti. Cara cepat dari bimbel sudah tidak mungkin diterapkan. Apalagi, mayoritas ujian di bangku kuliah adalah ujian essay.
Kendala lain yang timbul yaitu banyaknya buku teks yang berbahasa Inggris. Untuk yang belum expert bahasa Inggris, jangan dulu menyerah atau ilfeel. Sebagai trik, sebelum melahap buku buku asing itu, cobalah memahami catatan kuliah atau buku buku berbahasa Indonesia tentang materi tersebut.  Cara ini memang sepertinya menghabiskan waktu. Tapi ya mau bagaimana lagi. Daripada langsung belajar dari situ dan tidak mudeng, sama saja tidak efektif bukan? Selain itu, perbendaharaan kata dalam buku teks sebenarnya tidak terlalu banyak. Dalam beberapa minggu, insya Allah akan terbiasa.
Tugas Tidak Selalu Diperiksa
Pada saat kuliah, dosen sering memberikan tugas membaca, pekerjaan rumah atau meminta kita mengerjakan soal soal tertentu tanpa harus dikumpulkan. Bahkan kalau dikumpulkan, biasanya juga tidak diperiksa.
Meskipun begitu, itu adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri untuk mengerjakan tugas tugas tersebut. Biar bagaimanapun, tumpukan soal yang menyebalkan itu merupakan bagian dari proses pembelajaran yang tentunya sudah dirancang oleh dosen. Mengerjakan tugas tugas juga akan membantu kita dalam menyiapkan ujian. Percayalah, tugas tugas tersebut ada esensinya, ada manfaatnya, bukan untuk memberatkan kita.  
Namun, ada saja sebagian orang yang masih berpikiran tidak mau mengerjakan, kan tidak dikumpulkan. Masih berpikiran ngapain dikerjakan sungguh sungguh, kan tidak diperiksa, nyontek juga tidak akan ketahuan. Nah, pemikiran semacam ini lah yang membuat seseorang susah untuk sukses. Bagaimana bisa cara berpikirnya akan berkembang? Bagaimana bisa pola pikirnya akan jauh lebih matang? Bagaimana mungkin dia mampu menguasai ranah ilmunya
Jumlah Ujian Lebih Sedikit
Dosen di perguruan tinggi tidak akan terlalu sering mengadakan ujian. Untuk satu mata kuliah, dosen mungkin hanya mengadakan dua kali ujian, UTS dan UAS.
Jumlah ujian yang sedikit ini mungkin terdengar menyenangkan, tapi tunggu dulu, dengan jumlah yang sedikit bahan untuk ujian tentu akan lebih banyak dan mungkin sekali bahan ujian akhir adalah materi dari awal, bukan hanya materi sesudah UTS seperti saat SMA.
Dan sekali mendapat nilai jelek, tentu akan sulit menebusnya. Menyiapkan ujian dengan belajar teratur tentunya merupakan strategi yang perlu diterapkan. Mungkin dulu ketika SMA orang yang belajar teratur dianggap cupu. Tapi menurut saya, saat kuliah orang yang belajar teratur akan jauh lebih survive. Sulit sekali bagi pemalas untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, tidak seperti saat SMA dulu.
Nilai Lebih Tegas
Waktu SMA, anak yang mendapat nilai 95 terlihat jelas lebih baik dari yang mendapat nilai 81. Tapi tidak di universitas. Disini, hanya ada nilai A, B, C, D dan E. Biasanya rentang nilai A adalah 80-100. B antara 65-79. Tapi, sekali lagi, batas minimum suatu nilai antara dosen yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Bila kita mendapat nilai jelek, biasanya akan ada remediasi atau bisa juga mengulang. Tapi, jangan sampai itu terjadi, karena akan membuang buang waktu.
Cara Belajar Yang Berbeda
Sering mendengar istilah SKS ?Bukan Sistem Kebut Semalam, bukan juga Sistem Kebut Sedapatnya. SKS yaitu Satuan Kredit Semester.  Yang artinya, satu jam kegiatan tatap muka (kuliah), satu jam kegiatan terstruktur (response atau tutorial) dan satu jam belajar mandiri. Wow wkwk.
Dengan begitu, tatap muka dengan dosen paling paling hanya 18 jam seminggu. Berbeda jauh dengan SMA yang bisa melebihi 30 jam per minggu. Sangat mungkin ada hari tertentu yang kosong dari jadwal kuliah. Tapi jangan lupa, masih ada waktu yang harus dialokasikan untuk kegiatan terstruktur dan belajar mandiri. Tugas terstruktur sebenarnya tidak selalu diadakan, maka artinya belajar mandiri semestinya dilakukan dua jam per SKS
Tipsnya adalah, supaya tidak harus belajar sampai tengah malam, sebaiknya waktu kosong antara dua kuliah tidak dihabiskan dengan ngobrol, ngopi, atau duduk duduk saja. Manfaatkan untuk belajar.


Sumber: Buku Strategi Sukses di Kampus (Dr. Ichsan S. Putra dan Ariyanti Pratiwi, S.Si)
*dengan sedikit bumbu-bumbu tentunya, hehe

Masih banyak strategi sukses lainnya, silahkan beli bukunya saja jika tertarik 


6 comments:

  1. Replies
    1. normal people allways said like that :D

      Delete
  2. Kalo saya, jadi kangen menjadi mahasiswa. hheu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah bekerja ya? saya juga pasti akan begitu nantinya, hehe

      Delete
  3. Terima Kasih, sangat bermanfaat

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama
      terimakasih juga sudah membaca :)

      Delete